Pelukis Kesohor Batavia Johannes Rach Meninggal Dunia dalam Sejarah Hari Ini, 4 Agustus 1783
JAKARTA – Sejarah hari ini, 240 tahun yang lalu, 4 Agustus 1783, pelukis kesohor Batavia, Johannes Rach meninggal dunia. Ia dimakamkan di Gereja Belanda Lama (lokasi yang kini ditempati Museum Wayang). Kepergian Rach membawa duka mendalam bagi seisi Batavia.
Sebelumnya, Rach dikenal sebagai pelukis sekaligus serdadu maskapai dagang Belanda, VOC. Ia memiliki hobi mengabadikan tiap sudut Batavia (kini: Jakarta) dalam lukisannya. Dari suasana balai kota hingga rumah Gubernur Jenderal VOC.
Hidup dengan bakat seni melukis adalah anugrah. Johannes Rach pun menyadari. Bakat itu dianggapnya sebagai tiket kesuksesan. Ia kemudian mulai merajut mimpinya dengan pindah dari kampung halamannya di Copenhagen, Denmark ke Belanda.
Rach memasang mimpi tinggi. Ia ingin jadi pelukis terkenal di Haarlem, Belanda. Namun, mimpi itu tak mudah diwujudkan. Rach terpukul. Sebagai pelampiasan ia mencoba peruntungan dalam bidang lain. Alih-alih mendalami seni lukis di Belanda, Rach memilih bergabung dengan Kompeni.
Keputusan itu membuatnya berhasil jadi pegawai Kompeni yang siap sedia. Mulainya Rach di tempatkan di Tanjung Harapan, Afirika. Kemudian, takdir membawanya mengabdi bersama Kompeni di Nusantara.
Rach pun menyukai kariernya di Kompeni. Apalagi, Kompeni mendukung penuh bakatnya dalam melukis. Orang-orang di Batavia juga dibuat terpukau dengan karyanya. Rach pun kebanjiran pesanan melukis. Apalagi, ia biasa melukis tanpa sketsa.
Hobi melukis itulah yang membawa Rach tertarik mengabadikan seisi Batavia dari 1762-1783. Ia banyak mengabadikan lukisan mulai dari rumah Gubernur Jenderal VOC, balai kota, gereja, rumah sakit, hingga kehidupan sosial di Batavia.
“Rach juga menggambarkan kehidupan sehari-hari di Batavia, seperti gereja dan kuil China. Para ulama Islam tengah bercakap-cakap, para pedang Arab di sisi Ciliwung, dan petani Jawa sedang membawa hasil-hasil panen. Seluruhnya terdapat 202 lukisan Rach yang disimpan oleh Perpustakaan Nasonal RI, bekerja sama dengan Rijkmuseum di Belanda,” ungkap Alwi Shahab dalam buku Waktu Belanda Mabuk Lahirlah Batavia (2013).
Karya-karya Rach abadi. Namun, tidak dengan dirinya. Ia meninggal dunia pada 4 Agustus 1783. Ia pun dikebumikan di Gereja Belanda Lama. Namun, karena Gereja itu digusur, makamnya kemudian dipindahkan ke Pemakaman Kebon Jahe Kober di Tanah Abang (kini: Museum Taman Prasasti).
Kepergiaannya pun tak hanya meninggalkan warisan kekayaan besar bagi anak istrinya di Amsterdam, tapi juga buat generasi yang akan datang. Karya-karya Rach dapat menjelma sebagai panduan atau gambaran bagi segenap orang untuk menjelajahi Batavia tempo dulu.
“Berkat karya-karya Johanes Rach dan para asistennya yang menggambarkan secara terperinci seluruh sudut Batavia pada abad ke-18, kita misalnya bisa membayangkan bagaimana wujud asli bangunan-bangunan di daerah Kota (Oud Batavia) kini.”
“Beberapa waktu lalu, misalnya. Sewaktu membuat terowongan di depan Stasiun Beos (Stasiun Kota), para tukang menemukan ada pagar di bawah tanah,” ungkap Seno Joyo Suyono dan Anton Septian dalam tulisannya di Majalah Tempo berjudul Batavia Sebelum Kamera (2007).
Baca juga:
- A.R. Baswedan Ajak Keturunan Arab Akui Indonesia Sebagai Tanah Air dalam Sejarah Hari Ini, 1 Agustus 1934
- VOC Coba Bekerja Sama dengan Kerajaan Mataram dalam Sejarah Hari Ini, 3 Agustus 1624
- India dan Australia Adukan Agresi Militer Belanda ke Dewan Keamanan PBB dalam Sejarah Hari Ini, 31 Juli 1947
- Bintang Jasa Utama untuk Soegondo Djojopoespito dalam Sejarah Hari Ini, 2 Agustus 1978