Swiss Bakal Cabut Pembatasan Impor Produk Makanan Jepang Terkait Bencana PLTN Fukushima Tengah Bulan Ini
JAKARTA - Swiss berencana untuk mencabut pembatasan impor produk makanan dari beberapa wilayah Jepang, yang diberlakukan setelah tragedi PLTN Fukushima pada tahun 2011 silam.
Dengan pencabutan yang rencananya akan dilakukan pada 15 Agustus mendatang, Swiss akan mengikuti jejak Uni Eropa yang akan menghapus kontrol yang tersisa yang mengharuskan tes radiasi pada beberapa produk pertanian dan perikanan dari 10 prefektur, termasuk Fukushima, pada Hari Kamis ini.
Duta Besar Swiss untuk Jepang Andreas Baum mengatakan kepada Gubernur Fukushima Masao Uchibori tentang keputusan untuk menghapus pembatasan tersebut saat mereka bertemu di Kedutaan Besar Swiss di Tokyo pada Hari Senin, menurut pemerintah prefektur, dilansir dari Kyodo News 2 Februari.
Seiring dengan pencabutan yang dilakukan Uni Eropa dan Swiss, nantinya jumlah wilayah dan negara yang memberlakukan pembatasan impor terhadap produk makanan Jepang akan tersisa 10 negara.
Sebelumnya, sekitar 55 negara telah melakukan pembatasan impor makanan Jepang, karena kekhawatiran akan kontaminasi radiasi setelah bencana PLTN Fukushima.
Amerika Serikat, Israel dan Singapura mencabut semua pembatasan impor produk makanan Jepang pasca-Fukushima pada tahun 2021. Sementara Inggris dan Indonesia mencabutnya pada tahun 2022.
Baca juga:
- Ajak Swiss Kolaborasi Kembangkan IKN, Menlu Retno Ingin Perjanjian Investasi Bilateral Diratifikasi
- Presiden El Savador Kerahkan 8.000 Aparat Gabung Bersenjata Lengkap Kepung Persembunyian Kelompok Geng
- Staf Wanita Konsulat Swedia di Turki Ditembak Pria Bersenjata
- Berharap ke Eropa, Imigran Gelap Nigeria Diselamatkan Polisi Brasil: Bertaruh Nyawa di Atas Kemudi Kapal saat Seberangi Atlantik
Di Asia, China, Korea Selatan, Taiwan, Hong Kong dan Makau mempertahankan pembatasan impor pada produk makanan Jepang.
Terbaru, China dan Hong Kong telah mengintensifkan inspeksi radiasi terhadap impor makanan laut dari Jepang, jelang rencana pelepasan air radioaktif yang telah diolah dari pembangkit nuklir Fukushima yang lumpuh ke laut.
Air yang diproses melalui sistem pemrosesan cairan canggih yang menghilangkan radionuklida selain tritium, akan diencerkan hingga seperempat puluh dari konsentrasi yang diizinkan menurut standar keamanan Jepang, sebelum dilepaskan melalui terowongan bawah laut 1 kilometer dari pembangkit listrik sekitar musim panas.