Mazda Ungkap Tantangan MX-5 Jika Dijadikan Mobil Listrik

JAKARTA - Mazda, pabrikan otomotif asal Jepang, memiliki langkah yang cukup tertinggal dalam pengembangan mobil listrik. Saat ini, mereka hanya memiliki satu model listrik, MX-30. Namun, Mazda berusaha bergerak menuju elektrifikasi dengan rencana strategis hingga akhir dekade ini.

Rencananya, Mazda akan melistriki (kombinasi hybrid dan listrik) seluruh jajaran kendaraannya pada tahun 2030, termasuk Mazda MX-5 Miata. Meskipun awalnya ada kekhawatiran dari para penggemar MX-5 Miata tentang risiko merusak citra mobil tersebut dengan elektrifikasi, Insinyur Pengembangan Kendaraan Mazda R&D, Dave Coleman, telah meyakinkan bahwa karakteristik ikonik MX-5 akan tetap dijaga.

"Suspensinya lentur, penghematan bahan bakarnya bagus, kemampuan berkendara dalam lalu lintas sangat bagus, dan sangat ringan. Itu adalah pilar utama pembuatan MX-5," ungkap Coleman seperti yang dikutip dari CarBuzz, Kamis, 27 Juli.

Mazda MX-5 RF. (Dok. Mazda)

Mengenai kekhawatiran mengenai penambahan bobot akibat baterai listrik, Coleman menyadari bahwa hal ini adalah tantangan besar. Bobot adalah hal yang sangat krusial bagi MX-5, dan jika tidak ditangani dengan baik, bisa mengubah karakteristik khas mobil ini dalam berkendara.

"Jika Anda membuat mobil menjadi berat, itu akan menjadi hal yang sangat berbeda. Dan jika Anda tidak dapat mencapai jalan pegunungan dengan jarak tempuh yang cukup untuk menikmatinya, itu juga akan menjadi hal yang sangat berbeda. Itulah tantangan yang kami hadapi," jelas Coleman. 

Sementara Mazda berencana untuk menghadirkan dua varian kendaraan listrik, termasuk mobil berbasis model bermesin konvensional (ICE) dan hybrid, mereka tetap berkomitmen untuk memperluas segmen kendaraan listrik (BEV) dengan merilis lebih banyak model elektrifikasi antara tahun 2028 hingga 2030. Rencananya, kendaraan listrik mereka akan menggunakan platform khusus untuk kendaraan listrik yang diharapkan akan diperkenalkan pada tahap kedua antara tahun 2025 hingga 2027.