Bagikan:

JAKARTA - Setelah menarik penjualan MX-30 di AS karena penjualannya menurun, Mazda menegaskan komitmennya untuk tetap bersaing di pasar mobil listrik (EV) di wilayah tersebut. Meskipun melihat tren yang kurang menguntungkan, Mazda berencana untuk memperkenalkan lebih banyak mobil listrik di pasar AS, tetapi tidak akan hadir sebelum tahun 2025.

Mazda, produsen otomotif asal Jepang, berencana untuk meluncurkan EV baru yang dikabarkan akan berbentuk crossover, sesuai dengan permintaan konsumen. Namun, Mazda tampaknya berhati-hati dalam memasuki pasar EV, mengingat dampak penjualan yang kurang positif dari model sebelumnya, MX-30.

Meskipun baru akan diluncurkan dalam dua tahun ke depan, Mazda mengakui bahwa pasar EV, terutama di AS, masih memiliki pangsa yang lebih kecil dibandingkan dengan kendaraan konvensional.

Menurut Masahiro Moro, CEO Mazda, permintaan kendaraan listrik di AS baru mencapai sekitar 8%, dan dari jumlah tersebut, Tesla mendominasi pasar dengan 57%.

“EV adalah teknologi yang sangat penting, dan kami sedang mengembangkannya. Namun, permintaan EV di AS tahun lalu mencapai sekitar 6% pasar. Tahun ini 8%. Dan dari 8% tersebut, 57% adalah Tesla . EV lain belum keluar dari persediaan, sehingga menumpuk,” kata Moro, dikutip dari Fortune, Selasa, 28 November.

Moro juga menyebutkan bahwa keterbatasan stasiun pengisian daya merupakan salah satu hambatan pertumbuhan pasar EV di AS. Ia menegaskan bahwa Mazda tengah mengembangkan teknologi EV sebagai langkah penting ke depan, namun juga menyadari bahwa industri otomotif sepenuhnya tanpa emisi pada 2035 masih menjadi tantangan yang besar.

Saat ini, Mazda fokus pada penjualan mobil hybrid di AS, seperti CX-50 Hybrid, CX-70 PHEV, dan CX-90 PHEV, sambil menunggu peluncuran model listrik yang baru. Meskipun penuh tantangan, Mazda berkomitmen untuk bersaing dan terus berinovasi dalam menghadapi dinamika pasar mobil listrik yang semakin berkembang.