Mazda Tunda Melokalisasi Produksi EV di AS, Fokus ke Ekspor
Mazda MX-30. (Dok. Mazda USA)

Bagikan:

JAKARTA - Mazda, salah satu pembuat mobil asal Jepang, saat ini menghadapi persaingan ketat dalam pengembangan kendaraan listrik. Baru memiliki satu model sepenuhnya listrik, yaitu MX-30, Mazda harus bersaing di pasar otomotif AS, terutama ketika negara ini sedang mengalami perkembangan pesat pada kendaraan listrik.

CEO Mazda, Masahiro Moro, telah menyatakan bahwa mereka tidak akan terburu-buru untuk membangun pabrik kendaraan listrik di AS, dan kemungkinan akan menunggu hingga tahun 2028 untuk memulai produksi lokal. Rencana ini juga sejalan dengan niat sebelumnya yang diutarakan oleh mantan CEO, Akira Marumoto.

Mazda memiliki strategi lain untuk mengatasi situasi ini; mereka berencana untuk fokus pada ekspor kendaraan listrik dari Jepang dengan menginvestasikan 10,6 miliar dolar AS (setara dengan Rp158,6 triliun) untuk mendukung rencana elektrifikasi hingga tahun 2030.

Moro menjelaskan bahwa rencana ini adalah bagian dari tahap ketiga peningkatan penuh kendaraan listrik yang akan dimulai pada tahun 2028, sambil juga meluncurkan produksi kendaraan listrik di Amerika Utara.

"Asumsi kami untuk produksi EV Amerika Utara adalah waktu tahap ketiga," ujar Moro dikutip dari CarBuzz, Minggu, 16 Juli.

Mazda berencana untuk menghadirkan dua varian kendaraan listrik, termasuk mobil berbasis model bermesin konvensional (ICE) dan hibrida. Kedua model ini akan menggunakan platform khusus untuk kendaraan listrik yang direncanakan akan diperkenalkan pada tahap kedua antara tahun 2025 hingga 2027.

Meskipun Mazda memiliki pabrik di AS, Moro menegaskan bahwa saat ini mereka tidak berencana untuk memproduksi kendaraan listrik di wilayah tersebut dalam waktu dekat.

Mazda MX-30 adalah satu-satunya model yang saat ini didukung sepenuhnya oleh listrik, sementara model lainnya diluncurkan dengan teknologi mild-hybrid dan plug-in hybrid.

Mazda MX-30 menggunakan motor listrik permanent magnet synchronous AC dengan daya sebesar 143 dk, dengan sistem penggerak roda depan dan transmisi direct-drive.

Kendaraan ini dilengkapi dengan baterai lithium-ion berkapasitas 32 kWh yang didinginkan secara cairan, mampu menempuh jarak hingga 161 km setelah satu kali pengisian daya. Namun, angka ini tergolong rendah untuk kendaraan listrik pada umumnya.

Mazda berkomitmen untuk memperluas segmen kendaraan listrik (BEV) dengan merilis lebih banyak model elektrifikasi antara tahun 2028 hingga 2030.