Pemerintahan Joe Biden Bentuk Tim Antarlembaga untuk Strategi Nasional Air Mobility

JAKARTA - Pemerintahan Presiden AS Joe Biden mengumumkan pada Selasa 16 Mei bahwa mereka telah membentuk tim antarlembaga untuk mengembangkan strategi nasional terkait upaya advanced air mobility seperti taksi terbang.

Pesawat lepas landas dan mendarat vertikal listrik (eVTOL) telah dianggap sebagai masa depan mobilitas udara perkotaan. Pesawat mobilitas udara perkotaan pada ketinggian rendah telah menarik minat global yang intens, sementara saat ini banyak perusahaan eVTOL yang go public.

Departemen Transportasi Amerika Serikat mengatakan bahwa tim tersebut melibatkan NASA, Transportation Security Administration, Federal Aviation Administration, dan Federal Communications Commission.

FAA awal bulan ini mengeluarkan "rancangan terbaru" untuk perubahan pada ruang udara dan hal lainnya guna menyesuaikan taksi udara masa depan. Tahun lalu, FAA mengajukan proposal untuk memperbarui definisi operator penerbangan dengan menambahkan operasi "powered-lift" ke dalam regulasi yang mencakup operasi komersial lainnya seperti maskapai penerbangan, charter, dan tur udara.

FAA menyatakan bahwa menurut rancangan tersebut, operasi taksi udara akan dimulai dengan tingkat yang rendah, mirip dengan helikopter, dan menggunakan rute dan infrastruktur yang sudah ada seperti helipad dan vertiport.

FAA juga sedang mengembangkan aturan operasi powered-lift untuk sertifikasi pilot dan persyaratan operasional untuk terbang menggunakan eVTOL. Badan tersebut berencana untuk menerbitkan proposal tersebut pada musim panas ini.

Penjabat Administrator FAA, Billy Nolen, telah mengatakan bahwa badan tersebut tidak mengharapkan eVTOL pertama memulai operasi komersial sebelum akhir 2024 atau awal 2025.

Maskapai penerbangan dan perusahaan lainnya sedang melihat pengembangan layanan transportasi menggunakan pesawat bertenaga baterai yang dapat lepas landas dan mendarat secara vertikal untuk mengangkut penumpang ke bandara atau perjalanan singkat di kota, sehingga memungkinkan mereka menghindari kemacetan lalu lintas.

Tahun lalu, FAA mengeluarkan kriteria keamanan penerbangan yang harus dipenuhi oleh startup taksi udara, Joby Aviation, untuk pesawat eVTOL Model JAS4-1 mereka, serta Archer Aviation  untuk taksi udara mereka agar dapat mendapatkan sertifikasi penggunaan.

Delta Air Lines  telah menginvestasikan 60 juta dolar AS (Rp891,7 miliar) dalam Joby sebagai bagian dari kemitraan yang bertujuan untuk menyediakan layanan taksi udara kepada penumpang untuk perjalanan menuju dan dari bandara di New York dan Los Angeles dalam beberapa tahun mendatang.