WHO Serukan Kehati-hatian Dalam Penggunaan Kecerdasan Buatan untuk Layanan Kesehatan Publik

JAKARTA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meminta kehati-hatian dalam menggunakan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dalam layanan kesehatan publik. Mereka, mengatakan bahwa data yang digunakan oleh AI untuk mengambil keputusan dapat mengandung bias atau disalahgunakan.

Dilaporkan Reuters, WHO menyatakan antusiasme mereka terhadap potensi AI, tetapi memiliki kekhawatiran tentang bagaimana AI akan digunakan untuk meningkatkan akses informasi kesehatan, sebagai alat pendukung pengambilan keputusan, dan untuk meningkatkan perawatan diagnostik.

WHO menyatakan dalam pernyataan mereka bahwa data yang digunakan untuk melatih AI dapat mengandung bias dan menghasilkan informasi yang menyesatkan atau tidak akurat, dan model-model tersebut dapat disalahgunakan untuk menyebarkan disinformasi.

Penting untuk mengevaluasi risiko penggunaan alat-alat generasi model bahasa besar (large language model/LLM), seperti ChatGPT, guna melindungi dan meningkatkan kesejahteraan manusia serta melindungi kesehatan masyarakat, demikian pernyataan Badan Kesehatan PBB tersebut.

Catatan peringatan ini muncul ketika aplikasi kecerdasan buatan kini semakin populer, menyoroti sebuah teknologi yang dapat mengubah cara bisnis dan masyarakat beroperasi.