China Memperingatkan Penggunaan ChatGPT dan Alat Kecerdasan Buatan Serupa karena Risiko Kebocoran Data
Ada risiko keamanan jika mengunggah data penting, termasuk data keuangan, ke ChatGPT. (foto: dok. pixabay)

Bagikan:

JAKARTA - Asosiasi Pembayaran dan Penyelesaian China memperingatkan pada hari Senin terhadap penggunaan ChatGPT yang didukung oleh Microsoft dan alat kecerdasan buatan serupa karena "risiko seperti kebocoran data antar negara."

"Staf industri pembayaran harus mematuhi hukum dan peraturan saat menggunakan alat seperti ChatGPT, dan tidak boleh mengunggah informasi rahasia yang terkait dengan negara dan industri keuangan," kata Asosiasi Pembayaran dan Penyelesaian China dalam sebuah pernyataan pada  Senin, 10 April, dikutip Reuters. Asosiasi ini dikelola oleh bank sentral China.

OpenAI telah membatasi pengguna di China untuk membuat akun ChatGPT, namun aplikasi ini tetap menarik minat besar di sana, dengan perusahaan-perusahaan berlomba-lomba mengintegrasikan teknologi ini ke dalam produk mereka dan meluncurkan solusi-solusi pesaing.

Meskipun penduduk China tidak dapat membuat akun OpenAI, penggunaan jaringan pribadi virtual dan nomor telepon luar negeri membantu beberapa orang menghindari pembatasan tersebut untuk mengakses chatbox tersebut.

Italia telah sementara melarang penggunaan ChatGPT dan meluncurkan penyelidikan atas dugaan pelanggaran aturan privasi. Beberapa negara di Eropa sedang mempelajari apakah tindakan lebih kuat diperlukan.

Antusiasme di China terhadap chatbot ini telah membantu memicu reli saham sektor teknologi, media, dan telekomunikasi (TMT), namun analis memperingatkan tentang risiko gelembung.

Economic Daily, media pemerintah China, menerbitkan komentar pada  Senin yang mendesak regulator untuk meningkatkan pengawasan dan menindak spekulasi di sektor tersebut.

Saham China di sektor komputer, media, dan peralatan komunikasi  turun antara 3,4% dan 5,6% pada hari Senin.

Memang ada risiko keamanan jika mengunggah data penting, termasuk data keuangan, ke ChatGPT atau alat kecerdasan buatan serupa. Risiko tersebut antara lain meliputi:

  1. Kebocoran data: Data yang diunggah ke ChatGPT atau alat kecerdasan buatan serupa dapat terpotensi bocor atau diakses oleh pihak yang tidak berwenang. Hal ini dapat mengakibatkan pelanggaran privasi dan kerugian finansial jika data yang diunggah mengandung informasi yang sangat bernilai, seperti informasi keuangan yang sangat rahasia.

  2. Penyalahgunaan data: Data yang diunggah ke ChatGPT atau alat kecerdasan buatan serupa dapat digunakan secara tidak sah atau penyalahgunaan oleh pihak yang tidak berwenang. Hal ini dapat mencakup pencurian identitas, penipuan, atau kegiatan kriminal lainnya yang dapat merugikan pemilik data.

  3. Pelanggaran peraturan dan kebijakan: Mengunggah data penting, termasuk data keuangan, ke ChatGPT atau alat kecerdasan buatan serupa juga dapat melanggar peraturan dan kebijakan yang berlaku, baik itu peraturan privasi, kebijakan perusahaan, atau hukum yang berlaku. Hal ini dapat mengakibatkan sanksi hukum, denda, atau kerugian reputasi bagi individu atau perusahaan yang melanggar peraturan.

Oleh karena itu, penting bagi pengguna untuk berhati-hati dan mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku dalam mengunggah data penting, termasuk data keuangan, ke ChatGPT atau alat kecerdasan buatan serupa. Disarankan untuk tidak mengunggah data yang sangat rahasia atau bernilai ke platform atau alat yang tidak terpercaya atau tidak memiliki langkah-langkah keamanan yang memadai. Selalu penting untuk menjaga kehati-hatian dalam mengelola data penting untuk melindungi privasi dan keamanan.