Turunnya Harga Bahan Baku, Volkswagen Percaya Diri Produksi Mobil Listrik Terjangkau
JAKARTA - Perlahan beberapa merek otomotif berpindah ke dunia elektrifikasi. Meskipun demikian, tidaklah mudah meyakinkan konsumen untuk membeli kendaraan listrik.
Beberapa konsumen mungkin tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang teknologi mobil listrik dan manfaatnya, sehingga kurang tertarik membelinya. Selain itu, fasilitas pengisian daya untuk mobil listrik masih terbatas di beberapa tempat, dan hal ini dapat mengurangi daya tarik konsumen untuk membeli mobil listrik karena khawatir kesulitan mencari stasiun pengisian daya saat melakukan perjalanan jauh.
Namun faktor penghambat paling besar konsumen membeli mobil listrik adalah soal harga yang belum menemui kata "terjangkau". Inilah yang mendasari perusahaan seperti, Volkswagen Group, memiliki keinginan merilis kendaraan listrik "murah" VW.
Volkswagen baru-baru ini mengumumkan tengah menggarap kendaraan listrik varian bawah (entry-level) dengan kisaran harga 20.000 euro atau sekitar Rp320 jutaan, yang disebut sebagai model "ID.1".
"Untuk saat ini, kami cukup yakin bahwa kami dapat mencapai titik harga tersebut. Ada banyak inovasi yang datang dari segi teknis. Mobil ini memiliki sel baterai pertama dari pabrik kami di Valencia," ungkap Arno Antlitz, selaku Chief Financial Officer VW, dilansir dari Autocar, Kamis, 11 Mei.
Antlitz menambahkan dengan melihat harga bahan baku baterai seperti lithium maupun nikel yang kini mengalami penurunan, pihaknya cukup yakin dapat memproduksi kendaraan listrik dengan harga bersahabat.
"Pada perspektif ini, kami cukup yakin bahwa kami dapat mencapai target 25.000 euro (sekitar Rp400 jutaan) dan saat yang sama memiliki margin yang lumayan," jelas Antlitz.
Baca juga:
Seperti diketahui, VW memperkenalkan konsep dari ID.2all pada Maret lalu, yang disebut sebagai "Polo EV" dan ditargetkan dengan harga 25.000 euro.
Di lain sisi, model listrik dengan harga terjangkau juga tengah dikembangkan saingannya, Renault.