Jerman Periksa Komponen 5 G asal China, Huawei Jadi Tertuduh

JAKARTA - Menteri Dalam Negeri Jerman Nancy Faeser pada hari Minggu, 16 April menyatakan Jerman sedang memeriksa semua komponen asal China yang sudah terpasang di jaringan 5G negaranya. Ini dilakukan saat Berlin mengevaluasi kembali hubungannya dengan mitra dagang utama, China.

"Kita harus melindungi jaringan komunikasi kita," kata Faeser kepada surat kabar Bild am Sonntag. Ia  menambahkan bahwa tiga prioritas pemeriksaan adalah mengidentifikasi risiko, menghindari bahaya, dan menghindari ketergantungan.

"Terutama berlaku untuk infrastruktur kritis kita," katanya.

Jerman telah mempertimbangkan untuk melarang komponen tertentu dari perusahaan-perusahaan China seperti Huawei dan ZTE di jaringan telekomunikasinya, demikian disampaikan sumber pemerintah kepada Reuters bulan lalu, dalam langkah yang berpotensi signifikan untuk mengatasi masalah keamanan.

Pemerintah Jerman enggan secara khusus menunjuk Huawei, namun ada kekhawatiran bahwa keterkaitan perusahaan semacam itu dengan layanan keamanan Beijing berarti menanam mereka di jaringan seluler masa depan bisa memberikan akses kepada mata-mata dan bahkan sabotase China ke infrastruktur penting.

Sementara beberapa negara yang melarang Huawei dan teknologinya di antaranya adalah Amerika Serikat, Australia, Jepang, Inggris, Selandia Baru, dan Taiwan. Beberapa negara lainnya seperti Kanada, Jerman, dan Prancis masih memperbolehkan Huawei beroperasi, tetapi dengan pengawasan yang lebih ketat dan pengecualian tertentu.