Bos Tentara Bayaran Wagner Rusia Akui Pertempuran di Bakhmut Rugikan Pasukannya
JAKARTA - Kepala kelompok tentara bayaran Rusia Grup Wagner, mengakui pada Hari Rabu, pertempuran untuk memperebutkan Kota Bakhmut, Ukraina, telah menyebabkan kerusakan parah pada pasukannya, selain juga di pihak Ukraina.
Bakhmut, sebuah kota kecil di bagian timur Ukraina yang telah berbulan-bulan menjadi target serangan Rusia, telah mengalami pertempuran sengit dan kehancuran yang telah menjadi pertempuran terpanjang dan paling berdarah dalam perang tersebut.
"Pertempuran di Bakhmut hari ini praktis telah menghancurkan tentara Ukraina, dan sayangnya, pertempuran ini juga telah merusak Kompi Militer Swasta Wagner," ujar kepala Grup Wagner Yevgeny Prigozhin dalam sebuah pesan audio, dilansir dari Reuters 30 Maret.
Para pejabat Rusia mengatakan, pasukan mereka masih merebut wilayah dalam pertempuran jalanan di dalam Bakhmut, tetapi sejauh ini gagal mengepung dan memaksa Ukraina untuk mundur, seperti yang terlihat beberapa minggu yang lalu.
Kemarin, militer Ukraina mengatakan pasukan Rusia tidak membuat kemajuan berarti di Bakhmut dan Avdiivka, dengan para pejuang Ukraina terus menghalau serangan itu, menyebabkan Rusia kehilangan banyak pasukan karena pertempuran.
"Mereka hanya berusaha menguras pasukan kami dengan serangan demi serangan," kata Serhiy Cherevatyi, juru bicara kelompok militer timur Ukraina.
Terpisah, intelijen militer Inggris mengatakan pada Hari Rabu bahwa Ukraina telah berhasil mendorong mundur Rusia dari salah satu rute suplai utama kota tersebut.
Baca juga:
- Alami Infeksi Pernapasan, Paus Fransiskus Dirawat di Rumah Sakit
- Presiden Zelensky Undang Xi Jinping ke Ukraina, Kremlin: Kami Tahu Posisi China yang Netral
- Israel Luncurkan Satelit Mata-mata Baru, Menhan Gallant: Langit Bukan Batas Pembangunan Pertahanan
- Rusia Sebut Penangguhan Perjanjian Senjata Nuklir Tidak Terpengaruh Keputusan AS Hentikan Pertukaran Data
Sementara itu, dalam wawancara dengan The Associated Press, Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan, kemenangan di Bakhmut akan membuat Rusia memiliki kesempatan membangun dukungan internasional untuk kesepakatan yang bisa membuat Ukraina melakukan kompromi yang tidak dapat diterima.
"Jika Bakhmut jatuh ke tangan pasukan Rusia, presiden mereka, Vladimir Putin, akan "menjual kemenangan ini ke Barat, ke masyarakatnya, ke China, ke Iran," kata Presiden Zelensky.