Lanjutkan Upaya Pemulihan Hubungan, Menlu Arab Saudi dan Iran akan Bertemu di Bulan Ramadan
JAKARTA - Upaya nyata untuk memulihkan hubungan Iran dengan Arab Saudi terus dilanjutkan, dengan menteri luar negeri kedua negara, Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud dan Hossein Amirabdollahian, sepakat untuk bertemu di Bulan Ramadan tahun ini, menurut kantor berita negara Saudi SPA Hari Senin.
SPA mengatakan, kedua menteri luar negeri berbicara melalui telepon untuk kedua kalinya dalam beberapa hari terakhir.
"Selama panggilan telepon, sejumlah masalah umum dibahas sehubungan dengan perjanjian tripartit yang ditandatangani di Republik Rakyat Tiongkok," sebut SPA seperti melansir Reuters 27 Maret.
"Kedua menteri juga sepakat untuk mengadakan pertemuan bilateral di antara mereka selama Bulan Ramadan yang sedang berlangsung," sambungnya.
Awal bulan ini, Iran dan Arab Saudi sepakat untuk menghidupkan kembali hubungan setelah bertahun-tahun permusuhan yang telah mengancam stabilitas dan keamanan di Teluk dan membantu memicu konflik di Timur Tengah dari Yaman ke Suriah.
Kesepakatan antara kekuatan-kekuatan regional, Arab Saudi yang beraliran Muslim Sunni dan saingan lamanya Iran yang beraliran Syiah, yang ditengahi oleh Cina, diumumkan setelah pembicaraan yang sebelumnya dirahasiakan di Beijing antara para pejabat tinggi keamanan kedua negara.
Para analis mengatakan kedua belah pihak akan mendapatkan keuntungan dari de-eskalasi, karena Iran berusaha untuk melemahkan upaya Amerika Serikat untuk mengisolasinya di wilayah tersebut, sementara Arab Saudi mencoba untuk fokus pada pembangunan ekonomi.
Sebelumnya, kedua menteri luar negeri sepakat untuk segera bertemu guna mempersiapkan pembukaan kembali kedutaan besar dan konsulat, setelah kedua negara menormalisasi hubungan diplomatiknya.
Pekan lalu, Presiden Iran Ebrahim Raisi menerima undangan dari Raja Salman dari Arab Saudi untuk mengunjungi kerajaan tersebut, menyusul kesepakatan rekonsiliasi antara kedua negara, seorang pejabat Iran mengatakan.
"Dalam sebuah surat kepada Presiden Raisi... Raja Arab Saudi menyambut baik kesepakatan antara kedua negara bersaudara ini (dan) mengundangnya ke Riyadh," tulis Mohammad Jamshidi, wakil kepala staf Presiden Iran untuk urusan politik, yang menambahkan, "Presiden Raisi menyambut baik undangan tersebut," dilansir dari Al Jazeera
Diketahui, Arab Saudi memutuskan hubungan dengan Iran pada tahun 2016, setelah kedutaan besarnya di Teheran diserbu selama perselisihan antara kedua negara atas eksekusi Riyadh terhadap seorang ulama Syiah.
Baca juga:
- Presiden Tsai Bakal Singgah di AS Pekan Ini, Wamenhan Taiwan Sebut Tidak Melihat Tanda-tanda Pengerahan Militer China
- PM Netanyahu Pecat Menhan Israel yang Tidak Mendukung Pemerintah, Warga Gelar Protes di Yerusalem dan Tel Aviv
- Korea Utara Luncurkan Dua Rudal Balistik Jelang Kedatangan Kelompok Penyerang Kapal Induk USS Nimitz AS ke Korea Selatan
- Korea Selatan Percepat Penempatan Permanen Baterai anti-Rudal Amerika Serikat
Kerajaan menyalahkan Iran atas serangan rudal dan pesawat tak berawak terhadap fasilitas-fasilitas minyaknya pada tahun 2019, serta serangan-serangan terhadap kapal-kapal tanker di perairan Teluk. Iran membantah tuduhan tersebut.
Sementara, gerakan Houthi yang bersekutu dengan Iran di Yaman juga telah melakukan serangan rudal dan pesawat tak berawak lintas batas ke Arab Saudi, yang memimpin koalisi untuk memerangi Houthi, dan pada tahun 2022 memperluas serangan ke Uni Emirat Arab.