Nilai Rusia Kehabisan Tenaga Rebut Bakhmut, Militer Ukraina Siapkan Serangan Balasan
JAKARTA - Militer Ukraina berencana melakukan serangan balasan yang lama ditunggu, setelah sukses bertahan selama empat bulan menghadapi serangan musim dingin Rusia yang gagal merebut Bakhmut, kata komandan pasukan darat Ukraina Hari Kamis.
Pernyataan tersebut merupakan indikasi terkuat dari Kyiv bahwa mereka hampir mengubah taktik, setelah menerima serangan Rusia selama musim dingin yang brutal.
Tentara bayaran Wagner Rusia "kehilangan kekuatan yang cukup besar dan kehabisan tenaga," kata komandan angkatan darat Kyiv, Oleksandr Syrskyi, dalam sebuah unggahan di media sosial.
"Segera, kami akan mengambil keuntungan dari kesempatan ini, seperti yang kami lakukan di masa lalu di dekat Kyiv, Kharkiv, Balakliya, dan Kupiansk," katanya, sambil menyebutkan serangan balasan Ukraina tahun lalu yang merebut kembali beberapa wilayah, melansir Reuters 24 Maret.
Tidak ada tanggapan langsung dari Moskow atas penilaian terbaru bahwa pasukannya di Bakhmut kehilangan momentum, tetapi bos Grup Wagner Yevgeny Prigozhin telah mengeluarkan pernyataan pesimis dalam beberapa hari terakhir, memperingatkan akan adanya serangan balasan dari Ukraina.
Senin lalu, Prigozhin mengirimkan surat kepada Menteri Pertahanan Sergei Shoigu, mengatakan Ukraina bertujuan untuk memotong pasukan Wagner dari pasukan reguler Rusia.
"Di sini sangat panas seminggu yang lalu, tetapi dalam tiga hari terakhir ini lebih tenang," kata seorang tentara Ukraina yang menggunakan tanda panggilan "Kamin".
"Kita bisa melihat hal ini dari serangan udara musuh. Jika sebelumnya ada 5-6 serangan udara dalam sehari, hari ini kami hanya mendapat satu serangan helikopter dan itu terlalu jauh sehingga tidak efektif," ungkap tentara dari unit anti-pesawat di Brigade Penyerangan Gunung ke-10 itu.
Melambatnya serangan Rusia ke Bakhmut dinilai merupakan konsekuensi dari Moskow yang mengalihkan pasukan dan sumber dayanya ke daerah lain. Inggris mengatakan pada Hari Kamis, pasukan Rusia telah membuat keuntungan lebih jauh ke utara bulan ini, sebagian mendapatkan kembali kendali atas pendekatan ke kota Kreminna, sebuah target Ukraina. Pertempuran sengit juga terjadi di bagian selatan.
Namun pergeseran momentum di Bakhmut, jika dikonfirmasi, akan menjadi hal yang luar biasa mengingat pentingnya kota ini secara simbolis sebagai fokus serangan Rusia, dan skala kerugian di kedua belah pihak di sana dalam pertempuran infanteri paling berdarah di Eropa sejak Perang Dunia Kedua.
Baca juga:
- Catat Rekor, Pentagon Ajukan Anggaran Rp12,6 Kuadriliun, Jenderal Milley: Mempersiapkan Kita untuk Perang Jika Diperlukan
- Presiden Putin Sebut Rusia dan China Bisa Menjadi Pemimpin Dunia di Bidang TI serta AI
- Terima Presiden Xi Jinping di Kremlin, Vladimir Putin Sebut Kerja Sama Rusia-China Berkembang dan Menguat Demi Rakyat
- Terima Kunjungan Presiden Xi Jinping, PM Mishustin: Ini Keunikan Hubungan Rusia-China
Terpisah, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mendesak Eropa untuk memberikan lebih banyak senjata, lebih cepat kepada pasukannya dan menjatuhkan sanksi tambahan kepada Rusia, memperingatkan bahwa perang dapat berlarut-larut selama bertahun-tahun.
"Jika Eropa menunggu, pihak jahat mungkin memiliki waktu untuk berkumpul kembali dan mempersiapkan diri untuk perang selama bertahun-tahun. Adalah kekuatan Anda untuk mencegah hal ini," ujar Presiden Zelensky.
Secara khusus, ia menegaskan kembali tuntutannya untuk rudal jarak jauh, lebih banyak amunisi dan pesawat yang lebih modern, dan mengatakan bahwa Uni Eropa perlu mempercepat proses untuk memberikan keanggotaan kepada Ukraina.