Roket Cetak 3D Pertama Bakal Meluncur ke Orbit Bumi Hari Ini
JAKARTA - Perusahaan dirgantara asal Amerika Serikat (AS), Relativity Space dijadwalkan akan meluncurkan Terran 1, roket cetak 3D pertama di dunia ke luar angkasa.
Terran 1 rencananya akan diluncurkan dari Cape Canaveral di Florida, AS pada 8 Maret, pukul 6:00 PM (UTC), dalam misi berjudul "Semoga Sukses, Selamat Bersenang-senang", yang menguji apakah Terran 1 dapat mencapai orbit Bumi.
"Terran 1 akan menjadi objek cetak 3D terbesar yang mencoba penerbangan orbit," kata Relativity Space dalam sebuah pernyataan.
Peluncuran diumumkan pada 22 Februari setelah Relativity Space mendapatkan lisensi dari Federal Aviation Administration (FAA). Misi tersebut juga akan menguji teknologi pencetakan 3D milik Relativity Space, yang menggabungkan pencetakan logam 3D, Kecerdasan Buatan (AI), dan robot otonom untuk membuat roket dari bahan mentah dalam waktu 60 hari.
Roket itu tingginya sekitar 35 meter, yang menjadikannya roket orbit terkecil di industri, dan 85 persen massanya dicetak 3D.
Selain itu, Terran 1 dirancang untuk mengangkat hingga 1.250 kilogram beban ke orbit rendah Bumi, dan perusahaan menetapkan harga 12 juta dolar AS (Rp185 miliar) per penerbangan.
Baca juga:
- Roket Medium-Lift Baru Jepang Gagal dalam Debut Penerbangannya di Luar Angkasa
- Microsoft Beri Pembaruan untuk Microsoft Teams, Apa Saja?
- Meta Diminta Senator AS Tak Beri Akses Horizon Worlds ke Pengguna Remaja yang Lebih Muda
- Microsoft Mengintegrasikan Teknologi ChatGPT ke Power Platform-nya dengan Kekuatan AI
Sebagai perbandingan, roket Falcon 9 milik SpaceX dapat mengangkat lebih dari 22.000 kilogram ke orbit dengan biaya sekitar 67 juta dolar AS (Rp1,03 triliun) per penerbangan.
Namun, dengan beban yang cukup kecil, arsitektur roket yang digerakkan perangkat lunak ini mampu mengakomodasi kebutuhan pelanggan satelit yang terus berkembang, sekaligus menyediakan layanan peluncuran yang paling gesit dan terjangkau di pasar.
Meski begitu, Terran 1 tidak akan membawa muatan apa pun pada penerbangan pertamanya, tetapi NASA telah menandatangani kontrak dengan Relativity Space untuk meluncurkan satelit kecil dengan roket di masa depan.
Kontrak tersebut merupakan bagian dari misi Venture-Class Acquisition of Dedicated and Rideshare (VADR) NASA. Menurut NASA, VADR akan memberikan peluang baru dan muatan sains dan teknologi serta mendorong pertumbuhan pasar peluncuran komersial AS, seperti dikutip dari TWT.
Awalnya, Relativity Space berencana untuk melakukan satu tes terakhir sebelum lepas landas tetapi memutuskan untuk meluncurkannya sehingga roket tidak berisiko mengalami kerusakan.
“Dengan tidak menyelesaikan tembakan statis, kami menerima peningkatan kemungkinan pembatalan pada upaya peluncuran pertama kami, tetapi jika semua sistem bekerja secara nominal, kami lebih suka melepaskan dan meluncurkan selama operasi kami berikutnya daripada terus memakai kendaraan melalui pengujian tambahan pada ground," ungkap Relativity Space.
Selain Terran 1, Relativity Space juga memiliki Terran R yang saat ini sedang dikembanhkan, kendaraan peluncuran yang sepenuhnya dapat digunakan kembali dan dicetak 3D.
Terran R sendiri mampu meluncurkan 20 ton ke orbit rendah Bumi dan dirancang untuk menawarkan kepada pelanggan kapal pengangkut antariksa point-to-point yang mampu melakukan misi antara Bumi, Bulan, dan Mars. Terran R akan diluncurkan juga mulai 2024.
“Itulah kebutuhan pelanggan kendaraan. Terran 1 adalah pencari jalan kami, platform pengembangan kami untuk sampai ke Terran R," jelas Relativity Space.