DPR AS Terus Gulirkan Upaya Pemakzulan Terhadap Donald Trump
JAKARTA - DPR AS yang dikuasai oleh Partai Demokrat pendukung pemenang Pilpres AS Joe Biden, berencana menggelar pemungutan suara pada Senin 11 Januari waktu setempat. Tujuannya, untuk mendesak Wakil Presiden Mike Pence mengambil langkah pencopotan Donald Trump dari jabatan Presiden AS.
Ini seperti diungkap Ketua DPR AS yang juga politikus Partai Demokrat Nancy Pelosi dalam suratnya kepada para anggota, Minggu 10 Januari malam waktu setempat. DPR AS akan berusaha mengeluarkan resolusi agar Pence mengaktifkan Amandemen ke-25 Konstitusi AS, dengan menyatakan Trump tidak bisa memenuhi tugasnya sebagai Presiden AS.
Jika Pence acuh, DPR AS akan mengajukan pemakzulan terhadap Trump. Ini akan menjadi sejarah, di mana Ia akan menjadi presiden pertama yang menghadapi dua kali upaya pemakzulan.
“Dalam melindungi konstitusi dan demokrasi kita, kita akan bertindak dengan urgensi. Karena Presiden ini merupakan ancaman bagi keduanya,” kata Pelosi dalam surat tersebut, melansir Reuters.
"Seiring berlalunya waktu, kengerian dari serangan yang sedang berlangsung terhadap demokrasi kita yang dilakukan oleh Presiden ini semakin intensif dan begitu juga kebutuhan segera untuk bertindak," sambungnya.
Diketahui, Presiden Donald Trump yang masa jabatannya berakhir kurang dari 10 hari, terancam menghadapi upaya pemakzulan kedua akibat kerusuhan pendukungnya di Captiol Hill pada Rabu 6 Januari pekan lalu. Trump dianggap 'membakar' semanat pendukungnya sehingga membuat kericuhan.
Sementara itu, usai kerusuhan di Capitol Hill, pejabat berwenang telah melakukan sedikitnya 25 investigasi terorisme domestik. Lima orang tewas dalam peristiwa tersebut, yang dipicu oleh kecaman Donald Trump terhadap hasil Pilpres AS yang dimenangi Joe Biden.
Baca juga:
Donald Trump sendiri menyatakan tak akan menghadiri prosesi pelantikan/inagurasi Joe Biden sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) yang baru.
“Kepada semua yang bertanya, saya tidak akan menghadiri pelantikan pada 20 Januari,” kata Trump lewat akun Twitter miliknya @realDonaldTrump, Jumat, 8 Januari.