Chemistry dalam Hubungan Percintaan, Seberapa Penting? Pakar Jelaskan Detailnya
YOGYAKARTA – Penting untuk diketahui, chemistry, tidak hanya berlaku pada hubungan romantis. Tetapi juga untuk hubungan antara teman, rekan satu tim, beberapa orang yang berkolaborasi, dan lainnya. Penelitian yang dilakukan oleh Harry T. Reis dan rekan, pada 2021 yang diterbitkan dalam Perspectives on Psychological Science mengusulkan temuan terbarunya tentang chemistry.
Chemistry tidak mengacu pada daya tarik atau kesan pertama berjumpa. Tetapi lebih pada perasaan cocok atau ‘nyambung’ yang muncul hanya setelah komunikasi berulang dan sikap tanggap antara dua orang. Uniknya, beberapa sikap chemistry bersifat non verbal dan bahkan tidak disadari.
Reis dan rekan menemukan bahwa chemistry adalah konsep keterhubungan, yaitu interaksi antara dua orang di mana punya tujuan, perasaan, kebutuhan, atau keinginan mereka yang tidak hanya ditanggapi tetapi juga diekspresikan sebagai cara untuk mendukung dan menyemangati. Interaksi ini berupa perilaku, yang bisa verbal maupun non verbal. Nah, kalau dalam relasi dua orang, dalam konteks ini hubungan romantis, tanda pasangan memiliki chemistry adalah sebagai berikut:
- Mendengarkan sehingga pembicara merasa aman dan percaya, selain juga menyampaikan penghargaan, pengertian, dan perhatian.
- Ada mutualitas, yang mana mengekspresikan perasaan dan tujuan personal tetapi beririsan dengan tujuan pasangannya.
- Siklus interaksi berulang dan bersifat ‘saling’ sehingga pasangan sama-sama merasakan adanya
- Responsif dan tampak saling menyukai.
Di samping tanda di atas, chemistry dalam hubungan romantis dikenali dengan adanya afeksi, memengaruhi perilaku, dan kognitif. Afektif ini, mengacu pada perasaan positif seperti menyukai, ketertarikan, kehangatan, perhatian, kekaguman, bahagia, dan kesuksesan pasangan romantis. Ketika dua orang punya chemistry, melansir Psychology Today, Kamis, 2 Februari kedua belah pihak percaya bahwa jika mereka bekerja sama akan mencapai kesuksesan tujuan.
Tujuan tak hanya bersifat personal, tetapi juga sosial, gaya hidup dan seks, serta efisiensi hubungan kerja. Sedangkan kognitif, dikaitkan dengan persepsi untuk saling melengkapi, misalnya dalam hal tujuan, keyakinan, nilai, kepribadian, dan preferensi.
Dalam relasi Anda dan pasangan, chemistry interpersonal berkontribusi untuk banyak hal. Termasuk ketertarikan satu sama lain, ketertarikan seksual, merasa cocok dalam aspek perasaan, dan ada rasa kebersamaan.