Menurut Pakar Hubungan, Ada 4 Faktor yang Dapat Membangun <i>Chemistry</i> dengan Pasangan
Ilustrasi pria dan wanita (Unsplash/Kate Kozyrka)

Bagikan:

JAKARTA – Chemstry dikenal sebagai reaksi kimiawi dalam otak yang muncul ketika ada ketertarikan dan kedekatan emosional dengan seseorang. Sifatnya lebih dari ketertarikan fisik dan membuat dua orang yang sedang kasmaran saling mengingini.

Seringkali chemistry dipahami sebagai rasa percaya, rasa hormat, saling pengertian, dan memiliki keterikatan lebih sekedar seks. Menurut pakar, terdapat beberapa faktor yang mampu menguatkan ikatan kimiawi dengan pasangan.

Meski definisi chemistry cenderung abstrak, tetapi pasangan yang langgeng memiliki empat faktor di bawah ini.

Ketertarikan fisik

Berhubungan dengan sesuatu di luar diri tentu membutuhkan persepsi indera sebelum lahir benih-benih chemistry. Ketertarikan pada aspek fisik dapat berubah sepanjang waktu. DIlansir oleh Reader’s Digest, ketertarikan pada seseorang dapat dipengaruhi oleh aroma, cara bicara, dan kemiripan genetik dengan orang terdekat.

Ketertarikan emosional

Kimberly Seltzer, seorang terapis hubungan di Elite Image Makeovers mengatakan bahwa seseorang mungkin bisa terlihat menarik tapi tidak semua melahirkan ‘percikan’ atau rasa click, cocok. Ketertarikan emosional ini tidak akan pernah lepas dari saling berinteraksi, bertukar cerita, memberikan perhatian kecil.

Kecocokan intelektual

Ini mirip dengan ketertarikan fisik, seseorang yang memiliki selera humor agak intelek akan cocok dengan pasangan yang dapat menyamai kecerdasannya.

Kecocokan spiritual

Pasangan yang memiliki kecocokan spiritual misalnya, memiliki cara hidup dan gaya hidup yang sama cenderung lebih mudah membangun chemistry. Beberapa orang mungkin terikat pandangan konvensional dan memasukkan agama dalam kategori ini.

Tetapi sebenarnya lebih dari itu sebab kebutuhan membangun kecocokan spiritual ini akan berkembang sepanjang waktu.

Melansir catatan Jeremy E. Sherman Ph.D., MPP –seorang biofilosofer dan peneliti bidang ilmu sosial- di Psychology Today, 5 Februari, seseorang mungkin lebih mudah mengatakan ‘tidak ada chemistry’ dibanding ‘saya tidak tertarik dengan Anda’. Mengapa?

Sherman menjelaskan bahwa chemistry bukan menyoal kepribadian tetapi setiap pasangan memiliki chemistry masing-masing.

Ketika hubungan berakhir, mungkin pertanyaan ‘adakah yang salah’ tidak mudah untuk dijawab. Tidak bisa juga diubah dalam sesaat. Namun, chemistry memiliki peran besar dalam hubungan yang langgeng.

Chemistry mungkin juga akan lebih rumit jika didefinisikan dengan cinta. Sebab chemistry tidak selalu terkait dengan cinta. Ada juga hubungan yang memiliki chemistry kuat tetapi bukan hubungan asmara, misalnya chemistry satu tim kerja di kantor.

Bagaimana dengan Anda dan pasangan, sudah memiliki semua aspek penguat chemistry?