Bagikan:

YOGYAKARTA – Seks dan keintiman, ternyata dua hal yang berbeda namun keduanya salah dipahami. Seks adalah salah satu aktivitas yang dilakukan untuk melakukan hubungan intim yang mengacu pada keintiman. Namun, lebih dari 10 persen pasangan yang berkomitmen jarang berhubungan seks satu sama lain tetapi mereka tetap bahagia.

Melansir penjelasan terapis, pengajar, dan penulis yang fokus pada seks, pernikahan, dan keluarga, Isadora Alman, MFT., adalah sesuatu yang dapat dilakukan sendiri atau dengan orang lain. Bila bersama pasangan, bisa termasuk melakukan hubungan seksual atau tidak. Sederhananya, itu adalah kenikmatan tubuh yang biasanya bertujuan untuk mencapai orgasme. Sedangkan keintiman jauh lebih sulit dicapai daripada menyentuh bagian tubuh.

Banyak sekali faktor yang membangun keintiman. Hal ini melihatkan harapan, keinginan, ketakutan, dan kelemahan. Pasangan yang berkomitmen dan menjalin keintiman, berarti mengenal serta menerima orang lain luar-dalam. Stan Dale, dilansir Psychology Today, Jumat, 13 Oktober, mendefinisikan keintiman sebagai into-me-see.

keintiman lebih dari hubungan seks
Ilustrasi keintiman lebih dari hubungan seks (Freepik/senivpetro)

Saat seks dan keintiman digabungkan, keduanya bisa sangat memuaskan. Hal itulah yang sering dinyatakan dalam konsep “cinta sejati”. Namun, ini bergantung pada preferensi setiap orang. Ibarat seorang vegetarian yang tidak tertarik mengonsumsi steak atau lobster. Kombinasi keintiman dan seks yang memuaskan, bukan berarti harus memilih salah satu atau tanpa keduanya. Karena mencapai salah satunya saja, merupakan sebuah pencapaian yang baik.

Beberapa orang menikmati kegembiraan dan variasi dari seks kasual. Ada punya pasangan yang memilih hubungan seksual berkelanjutan tetapi tanpa ikatan. Tak jarang juga pasangan memilih hubungan romantis yang intens namun singkat. Itu artinya, ada pasangan yang menganggap keintiman tidak penting.

Namun, bagi pasangan yang hidup bersama dalam waktu yang lama, kecocokan yang intim dan murni merupakan salah satu capaian. Mereka Bahagia dan berkomitmen namun ada pula yang frustasi karena terlalu takut atau berekspektasi pada suatu hal yang ideal mengenai keintiman. Alman juga menjelaskan, komitmen bukan sekedar konsep saja dalam hubungan intim. Menurutnya, kliennya banyak yang merasa tidak puas dengan hubungannya karena berhubungan seks tanpa komitmen. Kemungkinan besar, komtimen diperlukan pada pasangan yang mendambakan keintiman.