Bukan Empat, Bumi Ternyata Memiliki Lima Lapisan Inti Berbentuk Bola Logam Padat

JAKARTA - Para peneliti berhasil menemukan lapisan kelima inti Bumi yang merupakan bola logam padat dengan diameter sekitar 400 mil. Mereka memanfaatkan gelombang seismik yang dihasilkan oleh gempa bumi, mengungkapkan bagian terdalam dari inti itu.

Sebelumnya, banyak peneliti percaya Bumi hanya memiliki empat lapisan yang berbeda, seperti kerak bumi, mantel, inti luar yang cair, dan inti dalam yang padat.

Namun dalam beberapa dekade terakhir, para peneliti percaya inti dalam sebenarnya terdiri dari dua lapisan, yang disebut sebagai inti dalam dan inti terdalam.

Tim peneliti dari Australian National University kemudian membuktikannya dengan mengukur bagaimana kecepatan gelombang seismik dapat menembus dan melewati inti bumi. Hasilnya, mereka menemukan lapisan berbeda di dalam Bumi yang dikenal sebagai inti terdalam.

Para peneliti menganalisis data dari sekitar 200 gempa berkekuatan 6 ke atas dari dekade terakhir. Saat terjadi gempa bumi, hal itu memicu gelombang energi yang bergerak melalui bebatuan.

Gelombang-gelombang ini bergerak dengan kecepatan yang berbeda-beda berdasarkan jenis mineral penyusun batuan dan batuan tersebut bisa lebih kaku atau lunak.

Jenis gelombang seismik tertentu tidak dapat bergerak melalui cairan, sehingga memantul dari lapisan cairan. Lapisan ini adalah bola logam padat yang berada di tengah inti dalam.

Temuan studi tersebut telah dipublikasikan di jurnal Nature Communications, yang menyelidiki pusat bumi sangat penting untuk memahami pembentukan dan evolusi planet.

"Keberadaan bola logam internal di dalam inti dalam, inti terdalam, dihipotesiskan sekitar 20 tahun yang lalu. Kami sekarang memberikan bukti lain untuk membuktikan hipotesis tersebut,” ungkap penulis utama penelitian Dr. Thanh-Son Phạm, dari ANU Research School of Earth Sciences.

Peneliti menilai gelombang seismik yang berjalan langsung melalui pusat bumi dan memuntahkan di sisi berlawanan dari dunia ke tempat gempa dipicu. Gelombang kemudian melakukan perjalanan kembali ke sumber gempa.

Mereka mempelajari gempa yang berasal dari Alaska, di mana ombak memantul di suatu tempat di Samudra Atlantik selatan, sebelum kembali ke Alaska.

Dalam penelitian itu, peneliti mengungkapkan dengan menumpuk bentuk gelombang yang direkam oleh semakin banyak stasiun seismik global, mereka mengamati gelombang gempa hingga lima kali lipat dari gempa bumi terpilih di sepanjang diameter Bumi.

Lebih lanjut, para peneliti mempelajari anisotropi paduan besi-nikel yang terdiri dari bagian dalam inti bumi. Anisotropi digunakan untuk menggambarkan bagaimana gelombang seismik mempercepat atau memperlambat melalui materi inti bumi, tergantung pada arah perjalanannya.

Mereka menemukan, gelombang seismik yang memantul berulang kali menyelidiki titik-titik di dekat pusat bumi dari berbagai sudut. Untuk menilai berbagai jenis gempa bumi, peneliti juga menganalisis variasi waktu tempuh gelombang seismik.

Ternyata, terdapat struktur yang mengkristal di dalam wilayah terdalam inti kemungkinan berbeda dari lapisan luar. Peneliti menduga, mungkin ada peristiwa global besar di beberapa titik selama garis waktu evolusi Bumi yang menyebabkan perubahan signifikan dalam struktur kristal inti dalam.

“Inti dalam ini seperti kapsul waktu dari sejarah evolusi Bumi – ini adalah catatan fosil yang berfungsi sebagai pintu gerbang ke peristiwa masa lalu planet kita. Peristiwa yang terjadi di Bumi ratusan juta hingga miliaran tahun lalu,” kata salah satu peneliti, Hrvoje Tkalčić, dalam sebuah pernyataan.

Pertanyaan yang menarik sekarang adalah bagaimana dua lapisan inti dalam terbentuk. Para peneliti berpendapat mungkin ada peristiwa besar dalam perkembangan planet yang menciptakan perubahan besar pada struktur inti.

“Masih banyak pertanyaan yang belum terjawab tentang inti terdalam Bumi, yang dapat menyimpan rahasia untuk menyatukan misteri pembentukan planet kita,” tutur Tkalčić, seperti dikutip dari Digital Trends, Rabu, 1 Maret.