Pesawat Militer AS Kembali Melintas di Selat Taiwan, China: Membahayakan Perdamaian dan Stabilitas

JAKARTA - China menuduh Amerika Serikat membahayakan perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan, setelah sebuah pesawat militer AS terbang melintasi jalur air yang sensitif tersebut pada Hari Senin, sementara Angkatan Laut AS menanggapi itu dengan mengatakan pesawat berada di wilayah udara internasional.

Beijing diketahui geram marah dengan misi berulang militer AS melalui selat sempit tersebut, yang paling sering dilakukan oleh kapal perang tetapi kadang-kadang oleh pesawat terbang, dengan mengatakan China "memiliki kedaulatan, hak berdaulat, dan yurisdiksi" atas jalur air tersebut.

Sementara, Taiwan dan Amerika Serikat membantah pernyataan tersebut dengan mengatakan, selat tersebut adalah jalur perairan internasional.

Komando Teater Timur Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) mengatakan, pasukannya memantau dengan seksama pesawat patroli dan pengintai maritim P-8A Poseidon, yang juga digunakan untuk misi anti-kapal selam, ketika terbang melalui selat yang memisahkan China dari Taiwan.

"Tindakan pihak AS dengan sengaja mengganggu dan mengacaukan situasi regional serta membahayakan perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan. Kami dengan tegas menentang hal ini," komando militer dalam sebuah pernyataan, melansir Reuters 27 Februari.

"Pasukan militer tetap dalam keadaan siaga setiap saat dan dengan tegas mempertahankan kedaulatan nasional dan integritas teritorial," sambung pernyataan tersebut.

Sementara itu, Armada ke-7 Angkatan Laut AS mengatakan pesawat tersebut terbang di wilayah udara internasional, menegaskan Amerika Serikat akan terus terbang, berlayar, dan beroperasi di mana pun yang diizinkan oleh hukum internasional, termasuk di Selat Taiwan.

"Dengan beroperasi di Selat Taiwan sesuai dengan hukum internasional, Amerika Serikat menjunjung tinggi hak-hak navigasi dan kebebasan semua negara. Transit pesawat di Selat Taiwan menunjukkan komitmen Amerika Serikat terhadap Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka," tambahnya dalam sebuah pernyataan.

Terpisah, Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan pesawat tersebut terbang ke arah selatan melalui selat tersebut.

Pasukan Taiwan melacak pesawat tersebut seolah-olah terbang melalui selat, kata kementerian itu, dan mencatat bahwa situasinya "seperti biasa" tanpa penjelasan lebih lanjut.