Cerita Shawn Mendes Batalkan Tur untuk Atasi Masalah Kesehatan Mental
JAKARTA - Shawn Mendes bicara tentang proses penyembuhan yang dia lalui setelah membatalkan tur dunia Wonder untuk fokus pada kesehatan mentalnya.
Bintang pop Kanada itu menunda serangkaian konser utama pada musim panas lalu, dengan mengatakan pada saat itu bahwa dia tidak siap menghadapi kerugian yang akan ditimbulkan terhadapnya jika kembali menjalani tur.
"Setelah berbicara dengan tim saya dan bekerja dengan sekelompok profesional kesehatan yang luar biasa, semakin jelas bahwa saya perlu meluangkan waktu yang tidak pernah saya ambil secara pribadi, untuk membumi dan kembali lebih kuat," kata Mendes dikutip dari NME, Kamis, 23 Februari.
Selama wawancara baru dengan Wall Street Journal, Mendes berbicara tentang keputusannya untuk mundur dari aktivitas panggung demi menjalani proses pemulihan berikutnya.
“Prosesnya sangat sulit,” kenangnya. “Banyak melakukan terapi, banyak mencoba memahami perasaan saya dan apa yang membuat saya merasa seperti itu. Dan kemudian melakukan pekerjaan untuk membantu diri saya sendiri dan menyembuhkan. Dan juga bersandar pada orang-orang dalam hidup saya untuk sedikit membantu.”
Baca juga:
- Yacko dan Tuantigabelas Wakili Indonesia di SXSW Festival Amerika
- Ini Kesulitan Tantri Nyanyikan Lagu Religi Candu dalam Rindu
- Roger Waters Kecam Jurnalis yang Bilang Dia Tak Suka Solo Gitar David Gilmour dalam The Dark Side Of The Moon
- Album Baru Mercyful Fate Segera Dirilis, 3 Lagu Rampung Dieksekusi
Mendes melanjutkan dengan mengatakan bahwa banyak pekerjaan yang dia lakukan untuk menjadi lebih baik. Namun, menjelaskan bahwa dia merasa prosesnya berhasil.
“Saya pikir satu setengah tahun terakhir telah menjadi proses penyembuhan yang paling membuka mata dan tumbuh dan indah dan adil dalam hidup saya,” lanjutnya.
Dia juga tidak lupa berterima kasih atas semua dukungan yang dia dapatkan.
“Saya juga sangat berterima kasih kepada semua orang yang begitu menerima dan mencintai serta baik hati dan pengertian. Dan itu benar-benar membuat saya melihat bagaimana budaya benar-benar mulai mencapai tempat di mana kesehatan mental benar-benar menjadi prioritas."