Asteroid Meledak di Selat Inggirs, Ciptakan Bola Api yang Sangat Terang
JAKARTA - Sebuah asteroid meledak di atas Selat Inggris setelah memasuki atmosfer bumi pada Senin dini hari, 13 Februari, menciptakan bintang jatuh dan semburan udara.
Dijuluki 2023 CX1, asteroid itu dapat terlihat di seluruh Inggris selatan, Wales dan Prancis utara hingga Paris Selatan. Menurut Organisasi Meteor Internasional, dia memiliki ukuran setinggi 3 kaki.
Batuan luar angkass tersebut memasuki atmosfer sekitar dua mil lepas pantai Prancis pada pukul 3 pagi waktu setempat, menciptakan bola api saat hancur menjadi potongan-potongan kecil yang mendarat di laut.
Badan Antariksa Eropa (ESA) menyebutkan, peristiwa itu merupakan ketujuh kalinya serangan asteroid berhasil diramalkan, tanda kemajuan pesat dalam kemampuan deteksi asteroid global.
Asteroid 2023 CX1 ditemukan hanya tujuh jam sebelum tumbukan oleh astronom Hongaria, Krisztián Sárneczky, di Observatorium Konkoly di Pegunungan Mátra, Hongaria.
Sárneczky pertama kali mencitrakannya pada Minggu malam 12 Februari, pukul 20:18 GMT, saat jaraknya kurang dari 145.000 mil (233.000 km) dari Bumi dan di dalam orbit bulan.
2023 CX1 memasuki atmosfer dan melakukan perjalanan ke timur melewati pantai Normandia, Prancis di sepanjang Selat Inggris. Karena mengalami hambatan atmosfer, ia terbakar sebagai meteor terang yang dapat dilihat dari Prancis Utara, Belgia, Belanda, dan Inggris sebelum memasuki laut lepas pantai Prancis.
Baca juga:
- Dana Cadangan Stablecoin BUSD Tidak Sesuai, Paxos Hentikan Hubungan dengan Binance
- Perusahaan Penambangan Bitcoin Iris Energy Umumkan Peningkatan Kapasitas Mining BTC
- Pengawas Keuangan New York Perintahkan Paxos Berhenti Cetak BUSD
- Riset: Hampir Setengah Perusahaan Bermasalah Saat Mengintegrasikan AI dengan Sistem Mereka
Tetapi seandainya jatuh ke tanah Prancis yang berpenduduk, 2023 CX1 dan pecahannya bisa melukai seseorang secara serius.
Melansir DailyMail, Selasa, 14 Februari, asteroid dipandang sebagai salah satu bencana alam paling berbahaya yang dapat dialami planet ini, terutama karena saat ini tidak ada cara untuk menghentikannya.
Sebabnya misi Double Asteroid Redirection Test (DART) milik NASA telah mengeksplorasi kelayakan untuk mengalihkan jalur asteroid dengan menabrakkan wahana antariksa ke dalamnya.
Misi tersebut berhasil mengubah jalur orbit asteroid Dimorphos, berdiameter sekitar 560 kaki, ketika wahana antariksa NASA menghantamnya pada September tahun lalu.