StoreDot dan Circulor Kerja sama Kembangkan Baterai Mobil Listrik Ramah Lingkungan
JAKARTA - StoreDot, sebuah start-up asal Israel yang mengembangkan baterai pengisian cepat, mengumumkan pada Selasa, 31 Januari bahwa pihaknya telah bermitra dengan Circulor, start-up Inggris, yang menggunakan teknologi blockchain untuk memetakan rantai pasokan bagi perusahaan yang mengejar produksi yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Ini adalah sebuah kemitraan yang menarik antara dua start-up yang berfokus pada teknologi baterai dan blockchain. Dengan menggabungkan keahlian masing-masing, StoreDot dan Circulor dapat membantu perusahaan dalam memantau dan memastikan bahwa produksi mereka ramah lingkungan dan berkelanjutan melalui teknologi blockchain yang memetakan rantai pasokan.
Ini merupakan contoh bagaimana teknologi dapat bekerja sama untuk mengatasi masalah lingkungan yang penting.
StoreDot telah mulai menggunakan teknologi Circulor untuk melacak asal dan emisi karbon dari bahan baku dalam sel baterainya. Perusahaan lain yang menggunakannya termasuk Volvo Cars , Polestar, BHP dan TotalEnergies.
StoreDot, yang investornya termasuk divisi truk Daimler, sekarang Mercedes-Benz, BP, Polestar dan Samsung, ingin untuk membuat sel baterai yang mampu memberikan Jangkauan 100 mil (161 km) dengan pengisian daya hanya 5 menit saja pada tahun 2024.
Baca juga:
Perusahaan juga telah bergabung dengan proyek 'Battery Pass', sebuah konsorsium yang didanai Jerman yang bekerja untuk mengembangkan klasifikasi dan standar umum untuk mengumpulkan dan mengungkapkan data tentang baterai. Circular juga merupakan mitra.
Dilaporkan oleh Reuters, tekanan legislatif di banyak negara termasuk Israel, terus meningkat pada pembuat kendaraan listrik dan produsen baterai untuk melacak dampak hak asasi manusia dan lingkungan dari rantai pasokan mereka.
Kendaraan listrik isi ulang, transportasi ringan, dan baterai industri yang dijual di Eropa juga harus mengungkapkan jejak karbonnya mulai tahun 2024, dan mematuhi batas emisi CO2 mulai tahun 2027.
Mereka juga harus mengungkapkan kandungan bahan baku daur ulang dalam baterai mulai tahun 2027, diikuti dengan persyaratan untuk menggunakan kobalt, litium, nikel, dan timbal daur ulang minimum mulai tahun 2030.