Universitas Texas Larang Penggunaan TikTok di Kampus
JAKARTA - TikTok kembali menjadi sorotan usai banyak Negara Bagian Amerika Serikat (AS) melarangnya diakses oleh perangkat pemerintah, kini giliran universitas yang akan memblokir aplikasi tersebut.
Fakultas dan mahasiswa di University of Texas di Austin minggu lalu menjadi anggota terbaru dari universitas negeri di AS yang kehilangan akses ke TikTok melalui jaringan kampus.
Penasihat presiden untuk strategi teknologi, Jeff Neyland, memberi tahu para mahasiswa tentang perubahan tersebut melalui email.
"Universitas mengambil langkah-langkah penting ini untuk menghilangkan risiko terhadap informasi yang terkandung dalam jaringan Universitas dan infrastruktur penting kami," ujar Neyland.
"Sesuai dengan arahan gubernur, TikTok memanen sejumlah besar data dari perangkat penggunanya, termasuk kapan, di mana, dan bagaimana mereka melakukan aktivitas internet dan menawarkan kumpulan informasi yang berpotensi sensitif ini kepada pemerintah China," imbuhnya.
Neyland menyatakan, larangan universitas itu sebagai bentuk mematuhi arahan pada Desember tahun lalu yang dikeluarkan oleh gubernur negara bagian Greg Abbott.
Arahan itu tidak hanya melarang lembaga negara bagian di Texas untuk menggunakan atau mengunduh TikTok pada perangkat yang dikeluarkan pemerintah, tetapi juga mengarahkan sumber daya negara bagian tertentu untuk mengembangkan rencana pembatasan berbasis jaringan.
Hal ini guna mencegah penggunaan TikTok pada perangkat pribadi apa pun. Implementasi paling lambat 15 Februari mendatang.
Jika ada mahasiswa yang ingin menggunakan TikTok di kampus, mereka dapat mengajukan pengecualian untuk mengakses pada perangkat yang dikeluarkan oleh universitas, dengan tujuan tunggal dan terisolasi yang tidak terhubung ke Wi-Fi atau jaringan kabel universitas.
Alasan yang diberikan untuk pengecualian, termasuk kebutuhan penegakan hukum, masalah investigasi atau penelitian akademis.
University of Texas di Austin tidak sendirian dalam aksinya, University of North Texas juga telah memblokir aplikasi tersebut. Pun dengan Texas Tech dan University of Houston yang dilaporkan sedang menunggu arahan negara bagian tentang penggunaan TikTok di perangkat pribadi sebelum mengeluarkan larangan apa pun.
Sebagai informasi, lebih dari 30 negara bagian telah melarang akses ke TikTok di perangkat pemerintah dan banyak universitas mereka juga melakukan hal serupa.
Baca juga:
- Fitur Baru Meta Kini dapat Mengirim Reaksi Emoji dalam Obrolan Terenkripsi End-to-end di Messenger
- VCGamers Luncurkan Launchpad, Platform Distribusi Gim yang Terintegrasi Blockchain
- Apple Rilis iOS 16.3 dengan Beberapa Fitur Peningkatan, Termasuk Perlindungan Data Lanjutan
- Spotify PHK 400 Karyawan, Badai PHK Raksasa Teknologi Masih Berlanjut!
University System of Georgia, University of Oklahoma, dan Auburn University di Alabama dilaporkan telah membatasi akses dari aplikasi milik ByteDance yang berbasis di China tersebut, dikutip dari The Register, Selasa, 24 Januari.
Komisaris FCC Brendan Carr dan Direktur FBI Chris Wray belum lama ini sama-sama berkampanye menentang penggunaan TikTok karena kebijakan pengumpulan data perusahaan induknya dan potensi penggunaan aplikasi untuk spionase.
Meski begitu, TikTok membantah telah melakukan hal tersebut dan perusahaan bekerja sepenuhnya memenuhi semua masalah keamanan nasional AS.