TEXAS – Puluhan polisi berpakaian lengkap dan membawa peralatan antihuru-hara mendatangi aksi unjuk rasa pro- Palestina di kampus Universitas Texas, Austin.
Seorang mahasiswa di Universitas Texas di Austin, menggambarkan momen ketika dia melihat sekitar 30 tentara negara bagian berjalan ke halaman kampus. “Rasanya tidak nyata."kata Alishba Javaid seperti dikutip dari Aljazeera, Sabtu 4 Mei.
Ratusan mahasiswa berkumpul di lapangan rumput di bawah naungan menara batu kapur kampus setinggi 94 meter sebagai bagian dari aksi mogok kerja melawan perang Israel di Gaza.
BACA JUGA:
Mereka berharap sekolah mereka akan melakukan divestasi dari produsen yang memasok senjata ke Israel. Sebaliknya, penegakan hukum mulai terlihat semakin banyak. Protes tersebut berlangsung damai, namun ketegangan masih dirasakan.
Pada tahun 2017, Gubernur Greg Abbott menandatangani undang-undang yang melarang entitas pemerintah bekerja sama dengan bisnis yang memboikot Israel, dan negara tersebut telah mengambil langkah-langkah untuk memperketat undang-undang tersebut lebih lanjut.
Abbott juga menyebut protes yang terjadi saat ini sebagai “penuh kebencian” dan “anti-Semit”, sehingga memperkuat kesalahpahaman tentang para demonstran dan tujuan mereka.
Selain itu, undang-undang negara bagian yang mulai berlaku awal tahun ini memaksa universitas negeri untuk menutup kantor keberagaman, kesetaraan, dan inklusi (DEI).