JAKARTA – Gubernur Texas, Amerika Serikat (AS), Greg Abbott mengumumkan rencana untuk melarang pekerja dan lembaga negara menggunakan TikTok, dengan alasan risiko keamanan data.
“Risiko keamanan yang terkait dengan penggunaan TikTok pada perangkat yang digunakan untuk menjalankan bisnis penting negara kita tidak boleh diremehkan atau diabaikan,” kata Abbott dalam pengumumannya kemarin.
“Dimiliki oleh perusahaan China yang mempekerjakan anggota Partai Komunis China, TikTok memanen sejumlah besar data dari perangkat pengguna, termasuk detail tentang aktivitas internet pengguna,” tambahnya.
Abbott menyatakan, lembaga negara akan memiliki waktu hingga 15 Februari untuk merumuskan rencana yang melarang pengunduhan TikTok, serta melarang menjalankan bisnis negara di perangkat pemerintah atau pribadi tempat TikTok diunduh.
“Sangat penting bahwa lembaga negara dan karyawan dilindungi dari kerentanan yang disajikan oleh penggunaan aplikasi ini dan teknologi terlarang lainnya saat mereka bekerja atas nama sesama warga Texas,” ujar Abbott.
Dia menggambarkan aplikasi itu sebagai aktor asing yang bermusuhan dan merupakan ancaman potensial terhadap informasi sensitif serta infrastruktur.
Rencana tersebut juga membuat persyaratan serupa seputar aplikasi perpesanan populer yang berbasis di China juga yakni WeChat, perangkat lunak keamanan siber Rusia Kaspersky, dan pabrikan ponsel Huawei.
Melansir The Independent, Selasa, 7 Februari, sebelumnya pada Desember tahun lalu, Abbott calon presiden dari Partai Republik memberi tahu para pemimpin lembaga negara untuk melarang karyawan menggunakan atau mengunduh TikTok di perangkat pemerintah.
Begitu juga dengan University of Texas di Austin yang telah memblokir akses ke TikTok di jaringan Wi-Fi-nya pada awal bulan kemarin sebagai tanggapan atas kebijakan negara bagian.
Texas tidak sendirian dalam meneliti aplikasi berbagi video populer, yang memiliki setidaknya 100 juta pengguna di AS. Menurut CNN Internasional, lebih dari separuh negara bagian AS telah melarang sebagian atau seluruhnya TikTok dari perangkat pemerintah.
Pengumuman Abbott tak lama setelah jet militer AS menembakkan rudal pada ketinggian 200 kaki kepada balon milik China, yang menurut Gedung Putih sedang melakukan pengawasan terhadap AS.
Namun, pejabat China mengatakan balon itu tidak dimaksudkan untuk spionase dan merupakan kapal penelitian sipil yang hanyut.