Stellantis Investasi ke Archer Aviation  untuk Kembangkan Taksi Udara Listrik

JAKARTA – Perusahaan pembuat mobil listrik asal AS, Stellantis,  akan membantu membangun pesawat listrik Archer Aviation  dan meningkatkan sahamnya di perusahaan  tersebut. Hal ini dilaporkan oleh kedua perusahaan itu pada Rabu, 4 Januari yang mendorong saham Archer kini naik hampir 17%.

Perusahaan industri dan perusahaan rintisan baru berbondong-bondong untuk berinvestasi di taksi udara, yang dapat lepas landas dan mendarat secara vertikal (VTOL) untuk mengangkut pelancong ke bandara atau dalam perjalanan singkat antar kota, yang memungkinkan mereka untuk menghindari lalu lintas di darat.

Pesawat Midnight lepas landas dan mendarat vertikal (eVTOL), yang dapat mengangkut empat penumpang dan seorang pilot dengan jangkauan 100 mil (161 km), akan diproduksi di Covington, Georgia, mulai tahun 2024. Menurut Archer dan Stellantis dalam pernyataan bersama, pesawat ini ditarget mampu diproduksi 2.300 pesawat setiap tahun.

Pesawat dirancang untuk perjalanan jarak pendek back-to-back sekitar 20 mil, dengan waktu pengisian sekitar 10 menit di antaranya.

“Tujuannya adalah agar Stellantis memproduksi massal pesawat eVTOL Archer sebagai produsen kontrak eksklusifnya,” kata perusahaan tersebut, seperti dikutip Reuters.

Stellantis, yang diciptakan dari penggabungan Fiat Chrysler dan Peugeot Prancis, akan menyediakan modal ekuitas hingga 150 juta dolar AS (Rp 2,3 triliun) untuk Archer.

Stellantis juga akan meningkatkan sahamnya yang ada di Archer melalui pembelian saham di pasar terbuka, meskipun CEO Stellantis, Carlos Tavares, mengatakan masih ingin mempertahankan kepemilikan minoritas.

"Kami di sini untuk mendukung, bukan untuk mengontrol," kata Tavares pada konferensi pers di markas Archer di San Francisco. “Stellantis ingin menjadi investor landasan jangka panjang di Archer.” 

Tavares juga mengatakan ada alasan khusus perusahaannya kini bercabang ke manufaktur pesawat terbang, "Anda dapat menikmati kebebasan mobilitas dengan segala jenis alat mobilitas,” kata Tavares.

“Bisa jadi sepeda, bisa mobil, bisa pesawat terbang, bisa apa saja, jadi peralatan berteknologi tinggi apa pun yang bisa memberikan kebebasan bergerak secara aman, bersih dan terjangkau, adalah komitmen kami," tambah Tavares.

Usaha eVTOL lain yang melibatkan industri mobil, adalah kolaborasi antara unit taksi udara Hyundai Motor Group dan pemasok kedirgantaraan Honeywell International untuk mengembangkan sistem avionik.

Industri otomotif unggul dalam desain baterai, tetapi bobot baterai generasi sekarang dipandang sebagai faktor pembatas jangkauan dan muatan kendaraan baru.

Pada November lalu, pembuat pesawat Eropa Airbus  juga menjalin kemitraan dengan pembuat mobil Prancis Renault  untuk mengembangkan generasi baru baterai listrik dan teknologi hibrida untuk mobil dan pesawat.