Dinas Intelijen Pasukan Elite Iran Tahan Tujuh Orang Terkait Inggris, Disebut Pemimpin Protes Anti Pemerintah

JAKARTA - Pasukan elite Pengawal Revolusi Iran (IRGC) menangkap tujuh orang yang memiliki hubungan dengan Inggris pada Hari Minggu, termasuk beberapa yang memiliki kewarganegaraan ganda, atas protes anti-pemerintah yang mengguncang negara itu, menurut sebuah pernyataan yang diterbitkan oleh media pemerintah.

"Tujuh pemimpin utama dari protes baru-baru ini terkait dengan Inggris ditahan oleh dinas intelijen IRGC, termasuk warga negara ganda yang mencoba meninggalkan negara itu," bunyi pernyataan itu, melansir Reuters 26 Desember.

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Inggris mengatakan sedang mencari informasi lebih lanjut dari otoritas Iran, tentang laporan bahwa warga negara ganda Inggris-Iran telah ditangkap di negara tersebut.

Penangkapan yang dilaporkan menyusul protes yang dipicu oleh kematian Mahsa Amini dalam tahanan pada 16 September, seorang Kurdi Iran berusia 22 tahun yang ditangkap karena mengenakan "pakaian tidak pantas" di bawah aturan berpakaian yang ketat untuk wanita.

Protes, di mana para demonstran dari semua lapisan masyarakat menyerukan jatuhnya teokrasi yang berkuasa di Iran, telah menjadi salah satu tantangan terbesar bagi negara yang dikuasai Muslim Syiah sejak Revolusi 1979.

Pemerintah menyalahkan kerusuhan itu pada para demonstran yang bertekad merusak properti publik, mengatakan mereka dilatih dan dipersenjatai oleh musuh termasuk Amerika Serikat, Israel dan Arab Saudi.

Pekan lalu, aktris cantik Taraneh Alidoosti, salah satu yang paling terkenal Iran, ditahan oleh pasukan keamanan di Teheran beberapa hari setelah dia mengkritik penggunaan hukuman mati oleh negara terhadap pengunjuk rasa, seperti mengutip The Guardian.

Sementara, kantor berita Tasnim, yang dekat dengan IRGC mengatakan, dia ditangkap karena keputusannya untuk menerbitkan konten palsu dan menyimpang yang memicu kerusuhan, serta mendukung gerakan anti-Iran.