Volkswagen dan Enel Bentuk Usaha Patungan Bangun 3.000 Titik Pengisian EV di Italia
JAKARTA – Perusahaan pembuat mobil asal Jerman, Volkswagen dan Enel Italia pada Selasa 13 Desember, telah membentuk usaha patungan untuk membangun 3.000 titik pengisian berkecepatan tinggi di seluruh Italia untuk kendaraan listrik (EV). Kedua perusahaan masing-masing menginvestasikan 100 juta euro (Rp 1,6 triliun) untuk proyek itu.
Titik pengisian daya ini akan dapat diakses oleh pengemudi mobil yang dibuat oleh semua pabrikan di 500 lokasi pada akhir tahun 2023, dan akan memiliki kapasitas hingga 350 kW.
Pada akhir tahun 2022, VW dan mitranya akan memasang 4.300 dari 18.000 titik pengisian cepat yang direncanakan di Eropa, 3.700 dari 10.000 yang direncanakan di Amerika Serikat, dan 8.000 dari 17.000 yang direncanakan di China.
Itu mencapai 16.000 stasiun pengisian cepat secara global, sekitar sepertiga dari target 45.000 pada tahun 2025.
Volkswagen mengoperasikan kemitraan di Eropa dengan BP dan Iberdrola Spanyol dan merupakan pemegang saham dalam usaha pengisian cepat Ionity dengan pembuat mobil saingan, BMW, Mercedes-Benz, Ford dan Hyundai.
Dengan memastikan titik pengisian yang cukup - dan daya yang cukup - untuk EV, pembuat mobil terbesar di Eropa ini berharap dapat meyakinkan pengemudi yang khawatir dengan rentang kemampuan baterai dan bahwa mereka dapat meninggalkan mobil berbahan bakar fosil untuk selamanya.
Menurut studi McKinsey untuk Asosiasi Produsen Mobil Eropa, benua biru itu membutuhkan setidaknya 3,4 juta titik pengisian daya pada tahun 2030, naik dari perkiraan 375.000 yang tersedia pada akhir tahun 2021.
Baca juga:
Menurut sutdi itu, listrik terbarukan juga harus didistribusikan ke seluruh jaringan pengisian pada waktu yang tepat, dengan biaya kumulatif sekitar 240 miliar euro.
"Tantangan utamanya adalah membuat energi tersedia saat dibutuhkan," kata anggota dewan Volkswagen Thomas Schmall pada pertemuan pers Selasa lalu. "Penyimpanan energi akan memainkan peran kunci.”
“Volkswagen juga akan meluncurkan pengisian dua arah, di mana mobil dapat mengirim energi dari baterai mereka kembali ke jaringan, di sebagian besar mobilnya pada pertengahan tahun depan, tambah ungkap Schmall seperti dikutip Reuters.