Putus Kontrak Swastanisasi Air, PAM Jaya Rekrut 2.000 Karyawan Palyja dan Aetra untuk Cegah PHK
JAKARTA - Direktur Utama PAM Jaya Arief Nasruddin menyebut pihaknya mulai melakukan perekrutan terhadap 2.000 karyawan Palyja dan Aetra jelang putus kontrak swastanisasi air dengan kedua perusahaan swasta tersebut.
Dalam kegiatan town hall management meeting yang digelar hari ini, Arief menyebut sebanyak 90 persen karyawan Palyja dan Aetra akan menjadi pegawai PAM Jaya.
Dengan begitu nantinya tidak ada pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap pegawai Palyja dan Aetra usai berakhirnya kontrak swastanisasi air pada 1 Februari 2023.
"Rekrutmen sebenarnya sudah final. Jumlah manager ke atas sebanyak 103 orang dan jumlah karyawannya mencapai 2.000-an. Di awal kita sampaikan, kita tidak ada proses yang berlebihan utk membuat kemudian putusnya lapangan pekerjaan kecuali individunya yang memang tidak menginginkan," kata Arief kepada wartawan, Kamis, 17 November.
Dalam kegiatan town hall meeting ini, PAM Jaya juga melakukan pembenahan struktur organisasi untuk merespons perubahan fungsi PAM Jaya saat mulai melakukan pelayanan langsung.
“Selain komitmen PAM Jaya untuk tetap mengedepankan dan menjaga kesempatan bekerja bagi karyawan mitra, town hall meeting ini sekaligus juga sebagai aksi transfer knowledge yang dibawa oleh semua individu karyawan mitra yang bekerja saat ini, sehingga ketidakstabilan atas pelayanan air nanti dapat dihindarkan,” papar Arief.
Baca juga:
Selain itu, seluruh peserta juga dijelaskan mengenai upaya PAM Jaya dalam meningkatkan cakupan pelayanan hingga 100 persen sampai tahun 2030, yakni dengan menambahkan kapasitas produksi sebesar 10.900 liter per detik (lpd), meningkatkan jaringan pipa hingga lebih dari 4.000 kilometer.
Pada 2030, jumlah pelanggan air bersih perpipaan yang dilayani PAM Jaya ditargetkan mencapai lebih dari 2 juta.
“Mitigasi risiko sudah kami lakukan dari berbagai aspek, termasuk kesiapan SDM. Karena tantangan ke depan bukan sekadar memastikan pelayanan tidak terganggu, tapi juga bisa meningkat hingga ke 100 persen cakupan pada 2030,” tuturnya.