Memori Piala Dunia 2002: Cerita di Balik Gaya Rambut Nyentrik Ronaldo Brasil

JAKARTA - Ronaldo Luis Nazario de Lima adalah pesepakbola kesohosor dunia. Aksinya di lapangan hijau acap kali mengundang kekaguman. Alasan itu membuatnya dijuluki: The Phenomenon. Apalagi kala aksinya membawa Brasil jadi jawara Piala Dunia 2002 yang dihelat di Jepang dan Korea Selatan.

Seluruh perhatian dunia mengarah kepadanya. Perhatian itu bukan melulu karena aksinya mencetak delapan gol, dari fase grup hingga final. Namun, buah dari keberanian Ronaldo mengganti gaya rambutnya.

Tiada yang meragukan kesukaan Ronaldo terhadap sepak bola. Olahraga itu telah ditekuninya sejak kecil. Ia memiliki mimpi seperti anak Brasil pada umumnya: ingin menjadi pesepakbola terkenal. Mimpi itu dianggap satu-satunya opsi dapat keluar dari kubangan kemiskinan. Harapan penyerang muda berbakat itu terus bertumbuh.

Kemampuannya mengolah si kulit bundar dilirik banyak pihak. Ronaldo kemudian menjatuhkan pilihan membela klub Cruzeiro (1993–1994). Ronaldo pun tak menyangka bahwa eksistensinya di Cruzeiro membawanya kepanggung sepak bola dunia. Ronaldo sempat berada di PSV Eindhoven (1994–1996), Barcelona (1996–1997), dan Inter Milan (1997–2002).

Luiz Felipe Scholari kepincut dengan kehebatan Ronaldo. Pelatih Brasil itu ingin Ronaldo berada dalam skuad intinya yang dibawa ke Jepang dan Korea Selatan untuk Piala Dunia 2002. Keputusan itu dikritik banyak pihak. Sebab, belum lama Ronaldo kerap rentan cedera.

Ronaldi dan Cafu usai membawa Brasil menjuarai Piala Dunia 2002. (Twitter/@ronaldo)

Nyatanya performa Ronaldo mampu membungkam banyak pihak. Ronaldo mampu mencetak empat gol dalam mengantarkan Brasil jadi juara Grup A. Sisanya Ronaldo mencetak satu gol melawan Belgia di 16 besar.

Satu gol lagi melawan Turki di semifinal, dan dua gol pamungkas melawan Jerman di Final. Total Ronaldo telah mencetak delapan gol. Alih-alih hanya mengantarkan Brasil jadi jawara Piala Dunia 2002, Ronaldo juga jadi orang pertama yang mencetak delapan gol dalam sekali gelaran Piala Dunia.  

“Setahun setelah piala dunia 1998, ia cedera parah di lutut kanannya ketika bermain untuk Inter Milan melawan Lecce. Ia istirahat selama empat bulan dengan kondisi tendon yang pecah. Selama merumput kembali  pada tahun 2000, ia hanya bermain tujuh menit selama permainan Piala Italia melawan Lazio, sebelum cidera lagi di kaki yang sama.”

“Setelah dua kali operasi dan 20 bulan rehabilitasi, Ronaldo kembali tepat waktu untuk piala dunia 2002. Ia mencetak dua gol melawan Jerman di final. Ia orang pertama yang menjadi peraih skor tertinggi di dalam sekali gelaran piala dunia dengan delapan gol. Ia turut membantu brasil memenangkan gelar Piala Dunia kelima. Ia pun dianugrahi FIFA World Player tahun 2002 untuk ketiga kalinya, setelah memenangkan penghargaan itu pada tahun 1996 dan 1997.  Juga pada tahun 2002, ia ditransfer dari Inter Inter ke Real Madrid,” ungkap Clemente Angelo Lisi dalam buku A History of the World Cup 1930-2010 (2011).

Rambut Ikonik Ronaldo

Kepopuleran Ronaldo tak melulu karena gol-golnya mampu membawa Brasil jadi jawara Piala Dunia 2002. Momentum yang melekat dalam ingatan orang banyak adalah karena keberanian Ronaldo tampil nyentrik dengan gaya rambut barunya.

Orang-orang tak dapat melupakan bentuk rambut Ronaldo. Ia hanya membiarkan rambut di bagian depannya yang tersisa. Sedang sisanya dicukur habis. Orang-orang tak mengetahui model rambut tersebut. Namun karena Ronaldo yang menggunakan, gaya rambut itu populer di seantero dunia.

Anak-anak di seantero dunia pun ingin menjadi Ronaldo. Mereka memberlakukan Ronaldo bak pahlawan. Model rambutnya yang nyentrik pun sampai ditiru-tiru. Orang-orang pun mencoba menerka alasan di balik keberanian Ronaldo tampil nyentrik.

Konon, gaya rambut itu dipilih Ronaldo untuk sekedar membedakannya dengan pemain Brasil lainnya, Roberto Carlos. Belakangan Ronaldo mengakui gaya rambutnya dalam semi-final melawan Turki adalah sebentuk strategi.

Ronaldo bersama istrinya, Milene Domingues, yang dinikahi pada 1999 dan bercerai 2003. (Estadao/Rogerio Domingues)

Ia menggunakan model rambut nyentrik supaya media massa tak memuat berita perkara cedera otot sebelum semifinal Piala Dunia 2002. Ronaldo pun mencoba melakukan taktik pengalihan. Ia pun memilih model rambut yang nyentrik sebagai ajian. Upaya itu berhasil. Media melupakan cidera Ronaldo, dan justru tertarik mengulas perkara model rambutnya.

"Saya mengalami cedera di kaki saya dan semua orang membicarakannya, saya memutuskan untuk memotong rambut saya dan meninggalkan yang kecil di sana. Saya datang ke pelatihan dan semua orang melihat saya dengan rambut yang buruk.”

“Semua orang berbicara tentang rambut dan melupakannya. cedera. Saya bisa tetap lebih tenang dan santai dan fokus pada latihan saya. Saya tidak bangga dengan rambut itu sendiri karena itu cukup aneh. Tapi itu cara yang baik untuk mengubah topik pembicaraan,” ungkap Ronaldo sebagaimana dikutip laman Sports Illustrated, 21 Maret 2018.