Senator Partai Demokrat Pertanyakan Saham Konglomerat Arab Saudi yang Ada di Twitter
JAKARTA - Senator dari Partai Demokrat AS, Chris Murphy, mengatakan pada Senin 31 Oktober bahwa ia menginginkan tinjauan keamanan nasional AS atas saham konglomerat Arab Saudi di Twitter Inc setelah pengambilalihan perusahaan media sosial tersebut oleh Elon Musk, pekan lalu.
Murphy mengatakan dia meminta Komite Investasi Asing di Amerika Serikat (CFIUS) - yang meninjau akuisisi bisnis AS oleh pembeli asing - untuk melakukan penyelidikan terhadap implikasi keamanan nasional dari pembelian Twitter oleh Arab Saudi.
Sebagian besar orang asing yang ingin mengambil saham non-pengendali di perusahaan AS harus meminta persetujuan dari CFIUS, sementara komite yang dipimpin Departemen Keuangan yang kuat yang meninjau transaksi untuk masalah keamanan nasional dan memiliki kekuatan untuk memblokirnya.
Pada Jumat, 28 Oktober, Perusahaan Induk Kerajaan Arab Saudi dan kantor pribadi Pangeran Alwaleed bin Talal mengatakan mereka akan melanjutkan kepemilikan saham Twitter mereka senilai 1,89 miliar dolar AS. Ini terungkap menurut sebuah pernyataan yang di-tweet oleh Pangeran Alwaleed.
"Kesepakatan itu sejalan dengan strategi investasi jangka panjang yang dikenal Kingdom Holding Company," kata pernyataan itu, yang dikutip Reuters.
Alwaleed's Kingdom Holding 16,9% dimiliki oleh dana kekayaan kedaulatan Arab Saudi, yang diketuai oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman.
Baca juga:
“Kita harus khawatir bahwa Saudi, yang memiliki kepentingan yang jelas dalam menekan pidato politik dan mempengaruhi politik AS, sekarang menjadi pemilik terbesar kedua dari platform media sosial utama,” tulis Murphy di Twitter. “Ada masalah keamanan nasional yang jelas dipertaruhkan dan CFIUS harus melakukan peninjauan."
Kedutaan Saudi di Washington tidak segera berkomentar atas pernyataan itu. Sementara Twitter tidak segera menanggapi permintaan komentar. Seorang juru bicara Departemen Keuangan AS, yang memimpin CFIUS, juga menolak berkomentar.
Musk pekan lalu menutup kesepakatan akuisisi senilai 44 miliar dolar AS yang diumumkan pada bulan April untuk menjadikan Twitter sebagai perusahaan pribadi. Beberapa Bank termasuk Morgan Stanley dan Bank of America Corp berkomitmen untuk menyediakan 13 miliar dolar AS dalam pembiayaan utang.