Bumble Mulai Tindak Pengguna yang Sengaja Laporkan Profil Orang Lain Tanpa Melanggar Aturan
JAKARTA - Aplikasi kencan online Bumble meluncurkan aturan baru, di mana jika ada pengguna dengan sengaja membuat laporan palsu terkait pengguna lain, maka dia akan dikeluarkan dari platform.
Aturan ini menyusul tindakan penolakan dari moderator Bumble pada sekitar 90 persen laporan pelanggaran yang ditujukan kepada anggota yang tidak sesuai gender.
Bumble telah menemukan bahwa beberapa orang melaporkan pengguna lain berdasarkan diskriminasi berbasis identitas, tetapi bukan karena profil itu benar-benar melanggar aturan apa pun.
Dengan aturan ini, mereka yang membuat laporan palsu dengan sengaja bisa mendapati diri mereka dikeluarkan dari platform.
"Kebencian berbasis identitas adalah masalah yang berdampak negatif pada banyak komunitas, dan merupakan sesuatu yang semakin banyak dihadapi oleh orang-orang yang tidak sesuai gender, seperti orang trans dan non-biner, dalam kencan online," ungkap Bumble dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari CNET, Jumat, 28 Oktober.
MIT Media Lab tahun lalu menemukan bagaimana aplikasi kencan yang berbasis di Texas, Amerika Serikat (AS) itu menjadi tempat yang penuh dan bahkan berbahaya bagi orang-orang di komunitas terpinggirkan.
Di mana Bumble memiliki filter yang memungkinkan pengguna menghindari kencan dengan etnis tertentu hingga masalah privasi bagi mereka komunitas LGBTQ. Kencan online dapat menjadi jalan lain untuk mengekspresikan kebencian terhadap kelompok tertentu.
Baca juga:
- Tempe Mendoan Hari Ini Hiasi Laman Utama Google, Ada Apa?
- Belum Sehari Punya Twitter Elon Musk Mau Bentuk Dewan Moderasi Konten, Meta Tawarkan untuk Diskusi!
- Jaringan 5G di Kota Mana Saja, Sudah Bisa Diakses di 9 Daerah
- Mengandung Kekerasan yang Terlalu Brutal, The Callisto Protocol Gagal Rilis di Jepang
Melansir CNET, Sabtu, 29 Oktober, Bumble juga melarang adanya kebencian berbasis identitas, mencakup ras, etnis, asal negara atau kebangsaan, status imigrasi, kasta, jenis kelamin, identitas atau ekspresi gender, orientasi seksual, kecacatan, kondisi kesehatan yang serius, atau agama.
"Kami ingin anggota kami terhubung dengan aman dan bebas dari kebencian yang menargetkan mereka hanya karena siapa mereka," ujar pemimpin kebijakan keselamatan Bumble, Azmina Dhrodia.
Sebelumnya, Google juga telah membuat alat AI yang dijuluki Private Detector open source. Alat ini dapat memburamkan foto seronoh dan memperingatkan pengguna sebelum mereka melihat gambar itu.