Pakar Keamanan Siber Sebut Bjorka Bukan Sekadar Jual Data Pribadi, Tapi Peduli Isu di Indonesia

JAKARTA - Pakar keamanan siber Pratama Persadha mengatakan Bjorka cukup ahli menjadi hacker dan sangat peduli terhadap isu-isu yang ada di Indonesia.

Menurut Pratama, Bjorka bukan hanya sekadar mencuri data pribadi pemerintah, melainkan juga turut andil pada masalah politik di Indonesia.

"Bjorka ini ketika dia mempublikasikan hasil data curiannya kemudian dia tidak hanya menjual datanya, dia juga ikut campur sama masalah politik di Indonesia. Jarang saya lihat hacker memanfaatkan data tersebut, biasanya peretas hanya mencuri kemudian menjualnya, jadi tidak peduli terhadap isunya," ungkap Pratama saat acara Importance of Trust & Transparency: ICT Supply Chain Landscape Kaspersky di Jakarta Selatan, Selasa, 25 Oktober.

Karena hal itu, dikatakan Pratama banyak yang menduga Bjorka ini merupakan orang Indonesia, dan merupakan hacker yang berkelompok bukan individual.

"Makanya banyak yang curiga jangan-jangan Bjorka ini orang Indonesia. Dari indikasi yang ada memang sepertinya dia ngerti sekali apa yang terjadi di Indonesia. Bjorka juga bukan hanya satu orang, karena kebetulan pada 31 Agustus ketika dia menjual datanya itu, saya masuk dalam salurannya di Telegram, itu kita sempat berdebat juga, saya tanya dia apakah dia punya datanya (pemerintah), ternyata benar dia punya datanya," kata Pratama.

"Bjorka ini di Telegram dia ngomongnya dikit, tidak banyak seperti di Twitter, jadi Bjorka ini menurut saya adalah satu kelompok, dan karena dia paham sekali dengan apa yang ada di Indonesia, dia pasti berhubungan dengan orang kita," imbuhnya.

Lebih lanjut, Pratama juga pernah mencoba menelusuri jejak Bjorka, tetapi ia tidak berhasil menemukan siapa sosok tersebut.

"Saya juga melakukan percobaan tracking, tapi belum ketemu baru dapat beberapa jaringannya dia tapi tidak ketemu sosoknya," jelas Pratama.

Saat ini, Pratama meminta untuk pemerintah Indonesia jangan fokus hanya mencari Bjorka saja, melainkan juga membenahi seluruh sistem agar peristiwa peretasan data ini tidak terjadi lagi.

"Kekuatan siber di pemerintah kita ini masih kurang dan lemah, tidak perlu cari-cari siapa Bjorka ini sudah terlanjur bocor. Harusnya gimana kita melakukan perbaikan terhadap seluruh sistem di pemerintahan kita," tegas Pratama.

Meski begitu, Pratama tidak memungkiri pemerintah bisa menangkap hacker yang mengaku asal Polandia itu.

"Tapi apakah bisa ditangkap? Bisa, tapi take time, nunggu hacker-nya lemah atau punya kesalahan, nunggu dia berkomunikasi dengan orang lain yang menyebabkan dia memiliki kelemahan baru ketangkep. Jadi kalau hacker yang serius dia akan susah ditangkap," tutur Pratama.

"Untuk itu sekarang fokusnya, bagaimana kita mengamankan sistem yang ada supaya hacker tidak bisa masuk," tambahnya.