Bagikan:

JAKARTA - Hingga kini belum diketahui pasti siapa sosok hacker Bjorka yang sempat menghebohkan jagat maya dan pemerintah. Pasalnya, Bjorka berhasil mengantongi data pribadi masyarakat Indonesia seperti data registrasi SIM Card, data masyarakat di KPU, data pelanggan Indihome bahkan data rahasia Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Tidak luput juga beberapa pejabat negara yang menjadi korban doxing Bjorka, salah satunya adalah Menkominfo Johnny G. Plate. Data pribadi Johnny seperti NIK, nomor KK, alamat rumah, nomor telepon pribadi dan anggota keluarga hingga ID vaksin berhasil didapat Bjorka.

Karenanya Pakar Keamanan Siber Alfons Tanujaya mengakui bahwa Bjorka sudah sangat berpengalaman, sehingga sulit dilacak oleh siapa pun.

"Dia adalah peretas yang sudah berpengalaman dan mempersiapkan dirinya dengan baik dan tidak mudah melacaknya," ujar Alfons saat dihubungi VOI, Jumat, 16 September.

Lebih lanjut, Alfons memaparkan alasan mengapa seorang hacker seperti Bjorka tidak mudah dilack, baik itu identitas maupun lokasi mereka.

"Dia retas satu komputer, lalu gunakan komputer yang diretas untuk menjalankan aksinya. Lalu samarkan jejaknya dengan berbagai teknologi seperti The Onion Routers (TOR)," jelas Alfons.

Melansir TechTarget, TOR sendiri merupakan peramban web yang dirancang untuk penjelajahan web secara anonim, dan memberikan perlindungan terhadap analisis lalu lintas.

Cara kerjanya tentu saja ia akan dilapisi beberapa lapisan enkripsi untuk menyembunyikan sumber dan tujuan infomasi yang dikirim melalui jaringan. Hal ini dirancang agar tidak ada yang bisa memantau atau menyensor komunikasi yang dilakukan secara online.

Terakhir, TOR sendiri memang sering dikaitkan dengan darknet dengan aktivitas kriminal, pejabat penegak hukum, jurnalis, aktivis, pelapor serta individu yang sadar akan keamanan.