Bantuan Militer NATO untuk Ukraina Tembus Rp659 Triliun, Rusia: Dekati Garis Berbahaya Bentrokan Senjata Langsung
JAKARTA - Aliran senjata NATO (Pakta Pertahanan Atlantik Utara) ke Ukraina dan dukungan militer untuk Kyiv, membawa aliansi itu lebih dekat ke garis berbahaya dari bentrokan militer langsung dengan Rusia, kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Maria Zakharova dalam jumpa pers Hari Kamis.
"Negara-negara NATO tampaknya berlomba satu sama lain dalam memasok senjata dan amunisi ke rezim Kyiv, memberikan intelijen, melatih personel dan mengeluarkan instruksi tentang cara melakukan operasi tempur, sehingga semakin mendekati garis berbahaya dari bentrokan bersenjata langsung dengan Rusia," kata Zakharova, dikutip dari TASS 21 Oktober.
Zakharova menarik perhatian pada fakta, dukungan militer Barat untuk Ukraina, menurut data terbaru, telah mencapai nilai sekitar 42,3 miliar dolar AS atau sekitar Rp659.721.375.000.000.
Dari jumlah tersebut, dikatakan sekitar 28,3 miliar dolar AS atau sekitar Rp441.373.875.000.000 di antaranya disediakan oleh Amerika Serikat.
Baca juga:
- Politisi Oposisi Rusia Navalny Dikenakan Tuduhan Baru: Promosikan Terorisme, Ancaman Hukuman Dua Kali Lipat
- Warga Ukraina Alami Pemadaman Listrik Nasional, Presiden Zelensky Tuding Rusia Siapkan Bencana Besar di Wilayah Selatan
- Nilai Instruktur Militer Iran Bantu Pasukan Rusia Lancarkan Serangan Drone ke Ukraina, Kemlu AS: Kami Miliki Informasi Kredibel
- Liz Truss Mundur Dalam 45 Hari, Berikut Deretan PM Inggris yang Menjabat Kurang dari Setahun
"Anda (negara-negara NATO) bukan hanya kaki tangan dari kejahatan yang dilakukan oleh rezim Kyiv. Anda adalah orang-orang yang secara teratur Anda sebutkan dalam deklarasi dan pernyataan Anda. Anda adalah sponsor kegiatan teroris yang berlangsung di bawah naungan rezim Kyiv dan dengan partisipasi langsung NATO, baik sebagai aliansi yang dipimpin AS maupun sebagai anggota individunya," pungkas