Kutuk Serangan Udara Tidak Masuk Akal Rusia, Presiden Biden Janji Kirim Sistem Pertahanan Udara Canggih untuk Ukraina

JAKARTA - Presiden Amerika Serikat Joe Biden berjanji mengirimkan bantuan sistem pertahanan udara canggih untuk Ukraina, setelah mengutuk serangan udara tidak masuk akal yang dilakukan Rusia terhadap Kyiv dan sejumlah kota lainnya Hari Senin.

Itu disampaikan oleh Presiden Biden kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, tak lama setelah belasan orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka akibat 'hujan' rudal jelajah Rusia yang diperintahkan Presiden Vladimir Putin.

Presiden Biden berbicara melalui telepon dengan Presiden Zelensky untuk memberikan jaminan tentang dukungan AS yang berkelanjutan, mengutuk 'serangan tidak masuk akal' dari Rusia yang mengenai sasaran sipil.

"Presiden Biden berjanji untuk terus memberikan dukungan yang dibutuhkan Ukraina untuk mempertahankan diri, termasuk sistem pertahanan udara canggih," kata pernyataan Gedung Putih, melansir Reuters 11 Oktober.

Presiden Biden juga mengatakan kepada Presiden Zelensky, Amerika Serikat dan sekutu serta mitranya akan terus membebankan 'biaya; pada Rusia.

"Meminta pertanggungjawaban Rusia atas kejahatan dan kekejaman perangnya, dan memberi Ukraina bantuan keamanan, ekonomi dan kemanusiaan," sebut Gedung Putih.

Sejauh ini, Amerika Serikat telah memberikan bantuan keamanan senilai lebih dari 16,8 miliar dolar AS sejak Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari. Selain itu, Washington juga memberlakukan berbagai sanksi ekonomi terhadap Moskow atas tindakannya di Ukraina.

Diketahui, Rusia menembakkan rudal jelajah ke kota-kota di seluruh Ukraina selama jam sibuk pada Senin pagi, menewaskan warga sipil, menyebabkan putusnya aliran listrik dan panas, dalam apa yang dinyatakan Presiden Vladimir Putin sebagai pembalasan atas serangan Ukraina, termasuk di jembatan ke Krimea.

Pada pertengahan pagi, Kementerian Pertahanan Ukraina mengatakan Rusia telah menembakkan 81 rudal jelajah, dan pertahanan udara Ukraina telah menembak jatuh 43 di antaranya. Polisi mengatakan sedikitnya lima orang tewas dan 12 terluka di Kyiv.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan, serangan pada jam-jam sibuk Hari Senin sengaja dilakukan untuk membunuh orang, serta untuk melumpuhkan jaringan listrik Ukraina.