Agama dan Politik Harus Dipisahkan, Gatot Nurmantyo: Ada Penyimpangan
JAKARTA - Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), Gatot Nurmantyo menyebut bahwa anggapan agama dan politik harus dipisahkan merupakan kesalahan atau penyimpangan.
"Sekarang ini, kami lihat ada penyimpangan. Dibilang agama tidak boleh berpolitik. Ingat Pasal 29 Ayat 1 Undang-Undang Dasar 1945 menyebutkan bahwa negara berdasarkan ketuhanan Yang Maha Esa," kata Gatot dalam acara Reuni 212 yang disiarkan Youtube Front TV, Rabu, 2 November.
Oleh sebab itu, Gatot menilai revolusi akhlak yang digaungkan oleh pimpinan FPI, Muhammad Rizieq Shihab adalah gerakan yang mengamalkan nilai Pancasila, yakni ketuhanan Yang Maha Esa.
"Revolusi akhlak yang disampaikan Habib Rizieq pada dasarnya menggunakan pisau analsiis pancasila. Ini sesuatu yang sangat kuat yang selama ini didengungkan," ucap Gatot.
Baca juga:
Revolusi akhlak versi Rizieq, menurut Gatot, adalah gerakan yang mampu memperbaiki penyimpangan tersebut. Kata dia, masih ada ketidakadilan yang dilakukan pemerintahan saat ini.
Gatot mengambil contoh penanganan kasus pelanggaran kesehatan berupa kerumunan dalam acara Maulid Nabi yang digelar pimpinan FPI Muhammad Rizieq Shihab. Ia meminta pemerintah berlaku adil dengan memeriksa semua pelaku pelanggaran protokol kesehatan.
"Tentang pemeriksaan Habib Rizieq, kalau memang negara ini adil dan benar-benar beradab, maka periksa semua pengumpulan orang," ujar Gatot.
Senada, pimpinan FPI Rizieq Shihab juga menyebut Pancasila memiliki semangat atau spirit akhlak yang diajarkan oleh Nabi Muhammad sudah tertuang dalam lima sila yang ada.
"Spirit akhlak yang diajarkan nabi ternyata masuk ke dalam sendi-sendi dasar Indonesia. Namanya Pancasila. Kalau kita pelajari sila pertama sampai kelima isinya justru spirit akhlak," kata Rizieq.
Sila pertama yang berbunyi 'Ketuhanan yang Maha Esa', menurutnya dapat diartikan sebagai konsep berisi tentang ketuhanan yang memotivasi kepada seluruh bangsa Indonesia dalam melaksanakan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Selain itu, dalam konteks sila pertama ini, masyarakat wajib menjunjung nilai ketuhanan dalam kehidupan sehari-hari.
"Jadi ini spirit akhlak yang luar biasa," tegasnya.