JAKARTA - Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo menolak untuk hadir dalam penyematan anugerah Bintang Mahaputera di Istana Negara.
Melihat hal ini, politikus PKB Abdul Kadir Karding memandang bahwa ketidakhadiran Gatot merupakan sikap politik. Gatot dinilai ingin menaikkan citranya sebagai oposisi untuk modal Pemilihan Presiden 2024 mendatang.
"Kan Pak Gatot untuk 2024 masih mungkin. Jadi, kalau beliau kemudian berpikir politis, menurut saya jadi hal yang wajar. Mungkin dengan tidak menerima ini, akan ada energi-energi politik tambahan yang bisa memantapkan langkah-langkah berikutnya," kata Karding dalam diskusi virtual, Minggu, 15 November.
Meski begitu, Anggota Komisi I DPR RI ini menyayangkan sikap Gatot yang enggan hadir ke Istana namun tidak menyatakan sikap menolak penghargaan tersebut.
Menurut Karding, Gatot tak perlu khawatir publik akan menilai dirinya melunak akibat menerima penghargaan. Sebab, penghargaan ini diberikan oleh negara, bukan Presiden Joko Widodo secara mandiri.
BACA JUGA:
"Pak Gatot harus bisa membedakan pak Jokowi secara pribadi dan sebagai negara. Bintang Mahaputera ini adalah pemberian negara, bukan pak Jokowi. Kalau kemudian yang menyerahkan pak jokowi, karena memang beliau presiden," jelas Karding.
"Kalau cara berpikirnya begitu, itu kurang proporsional sebagai pemimpin. Kalau saya berada di posisi itu, saya akan datang menerima dan tetap posisinya kritis terhadap pemerintah. Itu lebih elegan," tambahnya.
Sebelumnya, Gatot Nurmantyo memilih tidak hadir dalam acara pemberian penghargaan Bintang Mahaputera oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang dilaksanakan di Istana Negara, Jakarta, Rabu, 11 November.
Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengatakan ketidakhadiran mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo saat acara penyematan Bintang Mahaputera bukan berarti ada penolakan. Dia mengatakan, melalui surat yang dikirimkan Gatot kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) disebutkan dirinya tetap menyatakan menerima pemberian tanda jasa ini.
"Dari sekian orang yang dianugerahi Bintang Mahaputra itu ada yang tidak hadir yaitu Bapak Gatot Nurmantyo tapi dalam suratnya, Bapak Gatot itu menyatakan menerima pemberian jasa ini tetapi beliau tidak bisa hadir karena beberapa alasan," kata Mahfud kepada wartawan seperti yang ditayangkan di akun YouTube Sekretariat Presiden, Rabu, 11 November.
Alasan pertama ketidakhadiran Gatot adalah penghargaan diberikan dalam suasana pandemi COVID-19. Menurut Mahfud, alasan ini kurang tepat karena pihak istana sebagai pelaksana penyematan tanda jasa ini, telah berupaya mematuhi standar protokol kesehatan.
Alasan kedua, Mahfud menyebut, Gatot merasa pemberian tanda jasa ini tidak lazim diberikan pada November karena biasanya pemberian semacam ini dilakukan pada Agustus.