Bagikan:

JAKARTA - Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menegaskan pemberian gelar Bintang Mahaputera kepada eks Panglima TNI Gatot Nurmantyo bukanlah sebagai bentuk membungkam mereka yang kritis terhadap pemerintah.

Menurut Mahfud, pemberian gelar kepada Gatot yang juga Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) karena pernah mengabdikan dirinya sebagai Panglima TNI.

"Panglima itu adalah anggota kabinet. Semua anggota kabinet yang mendapat tugas di pemerintahan sampai satu periode selesai itu mendapat Bintang Mahaputera Adiprana, kecuali Kapolri dan Panglima. Kapolri, Panglima, dan Kepala Staf Angkatan itu meskipun tidak satu periode kalau pernah menjabat pasti dapat Bintang Mahaputera," kata Mahfud dalam keterangan videonya, Kamis, 5 November.

Eks Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini lantas menjelaskan, sebenarnya sudah banyak orang yang kritis dengan pemerintah telah mendapatkan gelar serupa. Salah satu nama yang disebutkannya adalah Eks Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.

Lagipula, pada 11 November mendatang atau saat Bintang Mahaputera tersebut diserahkan akan ada sejumlah nama menteri lain yang dulu pernah menjabat di Kabinet Indonesia Kerja periode 2014-2019 seperti Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. 

"Jadi pemberian Bintang Mahaputera kepada GN ini tidak pada waktunya, aneh. Ndak aneh karena dia anggota kabinet bersama yang lain," tegasnya.

"Harusnya anggota kabinet Pak Jokowi kan Agustus kemarin sudah diberi tapi karena terlalu banyak waktu itu. Ada dari berbagai lembaga dan tenaga medis sehingga ditunda dan dijadikan bulan November karena tidak boleh lewat dari Desember," imbuhnya.

Dengan penjelasan ini, dia lantas meminta agar masyarakat tidak lantas berpolemik macam-macam. Termasuk menduga pemerintah membungkam pengkritiknya. "Ndak ada urusan bungkam membungkam, ndak ada urusan diskriminasi ini haknya dia untuk mendapatkan itu," ungkapnya.

Sebelumnya, Mahfud menyebut pemberian penghargaan kepada Gatot Nurmantyo yang juga Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), akan dilaksanakan bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan pada 10-11 November mendatang.

Selain Gatot, ada satu nama lainnya yang akan meraih gelar ini yaitu Arief Hidayat. Kemudian ada dua orang lainnya yang akan menerima gelar pahlawan nasional yaitu SM Amin dan Sukanto.

Diketahui, Gatot memang pernah menjabat sebagai Panglima TNI dari 2014 hingga 2018 dan digantikan oleh Marsekal Hadi Tjahjanto. 

Sejak lengser tersebut, Gatot kerap memiliki pandangan yang berseberangan dengan pemerintah. Selain itu, dia juga membentuk KAMI yang dikenal sebagai organisasi yang kerap melontarkan kritikan kepada pemerintah Presiden Jokowi.

Adapun yang dimaksud Bintang Mahaputera adalah penghargaan atas jasa yang luar biasa seorang tokoh di berbagai bidang yang bermanfaat bagi kemajuan, kesejahteraan, serta kemakmuran bangsa dan negara. 

Selain Gatot, Presiden Joko Widodo juga telah memberikan gelar yang sama beberapa waktu lalu kepada duo pengkritiknya yaitu Fahri Hamzah dan Fadli Zon. Keduanya diberi gelar Bintang Mahaputera karena sumbangsihnya sebagai anggota legislatif dan pernah menjabat sebagai pucuk pimpinan di DPR RI.