JAKARTA - Jenderal Purnawirawan Gatot Nurmantyo adalah mantan Panglima TNI ke-16 yang dilantik presiden Jokowi untuk periode 2015–2017. Gatot Nurmantyo merupakan salah satu deklarator KAMI (Koalisi Aksi Menyelematkan Indonesia), sebuah aksi gerakan moral yang bertujuan menegakkan kebenaran dan menciptakan keadilan bagi masyarakat. Bersama Din Syamsuddin dan para tokoh-tokoh nasional lainnya, Gatot Nurmantyo mendeklarasikan KAMI pada tanggal 18 Agustus 2020 di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, DKI Jakarta.
Dirinya adalah sosok purnawirawan yang memang dikenal religius dan dekat kepada para ulama di Indonesia. Suami dari Enny Trimurti ini pernah menjabat sebagai Kepala Staf TNI AD dan juga Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad).
Perlu kita bersatu dalam keyakinan bersama, sebagai bangsa jangan mau dipecah belah untuk kepentingan apa pun. Ingat kita negara yang kaya dan makmur. Masyarakat yang toleran dan penuh gotong royong. Mari di kondisi sulit saat ini, kita punya kekuatan luar biasa. Kita punya potensi untuk jadi negara maju,” lugas pidatonya.
Keikutsertaan sosok Gatot Nurmantyo sebagai sosok kunci dari gerakan KAMI disebabkan kekhawatiran bangsa Indonesia menuju suatu kondisi keterpurukan. Dibutuhkan kekuatan luar biasa oleh masyarakat untuk menyelamatkan kondisi negara yang sejatinya kaya dan makmur.
___
Siapa Gatot Nurmantyo
Gatot Nurmantyo dilahirkan di Kota Tegal, Jawa Tengah, pada tanggal 13 Maret 1960. Ia adalah anak tertua dari 7 bersaudara. Nama depan dari anak sulung ini terinspirasi sang Ayah Suwantyo, yang dulunya seorang Tentara Pelajar di masa perjuangan kemerdekaan, dan bertugas di bawah komando Jenderal Gatot Subroto.
Ayahnya pensiun dengan pangkat terakhir Letnan Kolonel Infanteri dan tugas terakhirnya sebagai Kepala Kesehatan Jasmani di Kodam XIII/Merdeka, Sulawesi Utara. Sedangkan ibunda Gatot adalah anak seorang Kepala Pertamina di Cilacap.
Sebagai anak tentara, sedari kecil Gatot biasa hidup berpindah-pindah. Setelah dari Tegal, hingga sampai kelas 1 Sekolah Dasar ia tinggal di Cimahi, Jawa Barat. Kemudian berpindah ke Cilacap sampai Gatot kelas 2 SMP. Lalu berpindah lagi ke Solo hingga tamat SMA.
Keinginannya menjadi seorang arsitek hampir terwujud ketika ia sudah mendaftarkan diri ke Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Sang ibu yang mengetahui niatan anaknya, segera menasihati bijak, bahwa kondisi keluarga yang hanya ditopang sang ayah yang pensiunan tentara akan menyebabkan adik-adiknya tak bisa menikmati bangku sekolah. Segera diurungkannya.
Tanpa mengabari keluarganya di rumah Gatot pergi menuju Semarang, Jawa Tengah. Ia mendaftarkan diri di Akabri lewat Kodam Diponegoro. Sekembalinya pulang ke rumah, ibunya berpesan bilamana ia menjadi tentara kelak, Gatot harus menjadi anggota RPKAD, yang kini dikenal dengan nama Kopassus.
Dua kali Gatot mencoba peruntungan mendaftar sebagai Kopassus namun tak beruntung. Sampailah dirinya dilantik sebagai KSAD di bulan Juli 2014. Segera ia memanggil Danjen Kopassus Mayjen TNI Agus Sutomo demi menunaikan harapan almarhumah sang Ibu. Namun penawaran Danjen saat itu justru menyarankan Gatot tak perlu ikut pendidikan, dan akan diberikan brevet kehormatan saja.
Tetapi ia tak sepakat dan menolak. Keinginannya bersikukuh mengikuti semua prosedur normal sebagaimana proses tahapan ujian Kopassus. Maka semua tahapan pun dihadapinya. Pada akhirnya, Gatot Nurmantyo berhasil lulus dan resmi diangkat sebagai keluarga besar Korps Baret Merah. Pada tanggal 2 September 2014, Pantai Permisan di Cilacap menjadi saksi bisu bagaimana keinginan sang anak terwujud demi harapan ibunya dulu. Sebagai tentara RPKAD, atau Kopassus.
Gatot menginginkan adanya proses selayaknya ujian Kopassus umumnya. Sehingga ia menjalani berbagai tahapan keras; mulai dari senam dini hari bertelanjang dada, direndam di air bersuhu dingin Situ Lembang pada tengah malam, hingga berenang menyebrang dari Cilacap ke Nusakambangan.
Gatot Nurmantyo sudah berhak mendapatkan brevet di bagian kanan dadanya, sebagai simbol di mana ia menerimanya lewat prosedur selayaknya yang harus ditempuh setiap prajurit Kopassus. Hal yang tak mungkin terjadi bila ia mengiyakan penawaran tanda kehormatan, karena brevet kehormatan berada di bagian kiri dada.
Segera ia menumpangi helikopter dari Cilacap menuju Kartosuro, Markas Grup 2 Kopassus. Gatot yang saat itu masih mengenakan baret merah dengan baju hitam-hitam berbau lumpur, tubuh penuh luka, ia menuju makam kedua orang tuanya di Solo.
”Ibu, saya sudah menunaikan tugas.” ucapnya bersimpuh di hadapan makam, saat dirinya berusia 55 tahun.
Pasca kelulusannya dari Akademi Militer di tahun 1982, ia memulai karirnya dalam pasukan infantri baret hijau Kostrad. Tugasnya cukup berat, mulai penguasaan teritorial, pasukan, dan pendidikan di lingkungan Angkatan Darat. Melonjaknya karir Gatot ketika ia ditarik dari Papua menuju Jakarta. Perannya saat itu diangkat sebagai Kasdivif 2/Kostrad, lalu ke Dirlat Kodiklat. Pemikiran dan wawasannya yang dianggap cukup luas, menjadikannya sebagai orang nomor satu di Akademi Militer sebagai Gubernur Akmil pada tahun 2010.
Satu tahun sebagai Gubernur Akmil, ia diangkat menjadi Pangdam Brawijaya. Baru juga setahun, ia kembali ditugaskan sebagai Dankodiklat TNI AD. Pada tahun 2013 Gatot Nurmantyo diangkat sebagai Pangkostrad, ia naik jabatan menggantikan Letjen TNI Muhammad Munir.
Sebelum menjadi Jenderal Panglima TNI, Gatot Nurmantyo adalah Kepala Staf TNI Angkatan Darat ke-30 pada era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Ketika baru menjabat sebagai Pangdam Siliwangi sekitar enam bulan saat itu, Gatot Nurmantyo langsung dipercaya oleh Edi Sudrajat, mantan Panglima TNI yang merangkap Menteri Pertahanan dan Keamanan era Presiden Soeharto.
___
Gatot Nurmantyo dan kehadiran KAMI
Kecemasannya bahwa proxy war semakin berkembang dan diperburuk oleh agresifnya oligarki kekuasaan di negeri ini, hingga kekuasaan absolut yang bermain dari balik konsitusi, menjadi alasan Gatot Nurmantyo hadir. Sebuah deklarasi dari KAMI (Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia) di Tugu Proklamasi, Pegangsaan Timur, tanggal 18 Agustus kemarin.
Mengenakan celana bahan berwarna cokelat, dipadu jas dan peci hitam, ia hadir mengatasnamakan pribadi. Bilamana terjadi implikasi hukum dari acara itu, dirinya pun mengaku siap bertanggung jawab.
Nama Jenderal Purnawirawan Gatot Nurmantyo berada di antara ke-150 tokoh-tokoh penting lainnya, terdapat nama KH. Din Syamsuddin, Rizal Ramli, Refly Harun, Rocky Gerung, hingga mantan menteri sosial dari partai PPP, Bachtiar Chamsyah.
Diperlukannya satu wadah agar permasalahan di negara dan pemerintahan ini didengar publik luas, sehingga dirinya bersama ke-150 tokoh lainnya menyerap dan mewakili kecemasan masyarakat dari berbagai lapisan. Ia meminta semua pihak bersikap jujur atas apa semua yang terjadi di Tanah Air.
Pernyataan Gatot bersama Bachtiar Chamsyah seketika viral dan berimbas sebuah pergerakan daring via tagar #KamiMauMakar dari pihak yang menganggap adanya indikasi makar lewat gerakan KAMI.
”Salah satu bahaya dari proxy war yang saya katakan diperburuk dengan tumbuh kembangnya oligarki kekuasaan di negeri. Kekuasaan dimainkan dikelola oleh kelompok orang dan tidak beruntung lagi mereka melakukan dengan topeng konsitusi.” ucapnya tegas saat pidato deklarasi KAMI.
Sejak saat ia menjabat Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad), Gatot memang terus bergerilya mengabarkan isu proxy war dari kampus ke kampus lewat berbagai kuliah umum. Isu yang mengacu bagaimana sifat dan karakteristik perang telah bergeser seiring perkembangan teknologi itu pun diikuti para petinggi-petinggi TNI AD acapkali berpidato dalam sesi formal ataupun non-formal.
Antusiasme Gatot makin membesar untuk terjun langsung ketika mengetahui adanya RUU Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP) yang berubah menjadi RUU BPIP. Ketakutannya akan bergesernya ideologi Pancasila adalah ancaman nyata yang sering diteriakkannya kala dulu menjabat Panglima TNI.
Pada era Gatot Nurmantyo, seluruh jajaran dan para prajuritnya diperintahkan memang mengadakan nobar (nonton bareng) film G30S-PKI. Sebagai upaya pengingat tragedi sejarah kelam bangsa.
Walaupun sudah berstatus pensiun, Gatot juga meyakinkan kembali bagaimana sumpah prajurit untuk setia pada NKRI, Pancasila dan UUD 45 adalah tanggung jawab yang harus diingatkan kepada siapapun.
“Saya 38 tahun lalu bersumpah, bahwa Demi Allah saya bersumpah akan selalu setia pada NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Jadi, saya minimal mengingatkan bahwa pensiunan saja bertanggung jawab atas sumpahnya, apalagi yang masih aktif,” pungkasnya.
___
Perjalanan dunia militer Gatot Nurmantyo
Ketika itu situasi sempat berpolemik, keputusan presiden Jokowi dianggap melanggar tradisi dalam tubuh TNI, perihal jatah bergilir antara kesatuan TNI AD, AL, dan AU. Namun presiden Jokowi pada tanggal 8 Juli 2015 tetap melantik sosok Gatot Nurmantyo, mantan Kepala Staf AD. Bermodalkan amanat sesuai Pasal 13 UU №34, menyebutkan Panglima TNI dapat dijabat secara bergantian oleh perwira tinggi yang sedang atau pernah menjabat sebagai kepala angkatan.
Gatot Nurmantyo resmi menjabat Panglima TNI pada usianya ke-55 tahun. Tugasnya menggantikan peran Jenderal Moeldoko yang memasuki masa masa purna bakti.
Sebelum menjabat sebagai Panglima TNI, Gatot Nurmantyo adalah Kepala Staf TNI AD ke-30 yang menjabat di era presiden Susilo Bambang Yudhoyono sejak tanggal 25 Juli 2014. Gatot Nurmantyo menggantikan kiprah Jenderal TNI Budiman. Kemudian ia pernah menjabat sebagai Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) menggantikan Letnan Jenderal TNI Muhammad Munir.
Panglima Kostrad secara eksplisit menyampaikan dalam lewat kuliah umum bertema “Peran Pemuda dalam Menghadapi Proxy War” di Universitas Indonesia, 11 Maret 2014. Bahwa Hal ini diamini pula oleh Ryamizad Ryacudu lewat Antara di tahun 2016, bagaimana salah satunya lewat isu LGBT (Lesbian, Gay, Bisex and Trasngender).
Pernyataan Gatot sempat marak di kalangan elit DPR, ketika ia mengemukakan ide bahwa tentara boleh kembali berpolitik. Hal yang bertolak belakang bila melihat aturan perundang-undangan.”Ide ini bukan untuk sekarang, mungkin 10 tahun ke depan, ketika semua sudah siap,” ucapnya menjelaskan pada awal Oktober 2016.
Pada akhir masa jabatannya Gatot diterpa isu dugaan korupsi pembelian Helikopter Augusta Westland (AW)-101 milik TNI AU. Situasi yang memantik kecanggungan antar satuan angkatan dalam tubuh TNI. Bersama KPK di bulan Mei 2017, Gatot mengklarifikasi terjadinya mark up harga sekitar 220 miliar.
Keaktifan TNI di bawah kepemimipinan Gatot juga terlihat bagaimana kampanye “Kedekatan TNI Bersama Rakyat”. Bekerjasama dengan Kementerian Pertanian untuk mencetak sawah hingga urusan jual-beli beras.
Ketegasan sang Panglima tergambar lewat konferensi videonya bersama Karni Ilyas di bulan September 2017 dalam acara Indonesian Lawyers Club (ILC).
"..yang pertama, saya perintahkan prajurit saya nonton itu urusan saya itu, gak ada yang bisa ribut-ributin urusan saya kepada prajurit saya, itu kewenangan saya,” ucapnya.
“Ketika ada bagian dari bangsa ini, memikiran dan mencoba ideologi selain Pancasila, apapun itu, termasuk komunis, yang akan terjadi adalah tragedi yang memilukan,” tambahnya.
Panasnya situasi yang melanda pilkada DKI akibat polarisasi dua kubu yang saling meruncing lewat isu SARA dan perbedaan, membuat Gatot ikut turun dalam aksi mendukung toleransi beragama pada bulan November 2016. Bersama Kapolri Tito Karnavian, Menteri Sosial Khofifah Indar Prawansa, dan Yenny Wahid, Gatot hadir dalam rangka menggalang dukungan persatuan antara agama dan penyeimbang aksi unjuk rasa sebelumnya yang menyasar Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, Ahok.
Pada tanggal 8 Desember 2017 Gatot Nurmantyo resmi digantikan oleh Marsekal TNI Hadi Tjahjanto sebagai Panglima TNI. Sejak saat itu dirinya adalah seorang purnawirawan dan berstatus sipil. Bulan itu menjadi saat terakhir kalinya Gatot menginjakkan kaki di Istana Negara. Barulah pada akhir Januari 2019 Gatot Nurmantyo kembali memasuki istana sebagai tamu undangan presiden Jokowi dalam acara Rapat Pimpinan TNI-Polri menjelang kontestasi terbesar pemilihan presiden 2019. Dalam acara yang dihadiri para mantan petinggi TNI dan Polri itu, sikap Gatot masih belum bisa menjawab akan memilih pada pihak siapa nantinya pada pilpres 2019.
Menjelang pergantian dirinya, Gatot merotasi sebanyak 85 perwira tinggi yang saat itu dianggap para pengamat militer sebagai ‘pengaruh tidak langsung’ ketika ia pensiun nanti.
Menurut Muhammad Haripin, apa yang dicapai Gatot Nurmantyo saat sebagai Panglima TNI bisa dianggap meneruskan kebijakan Minimum Essential Force (MEF) yang sebelumnya diemban Jenderal Moeldoko. Kebijakan yang dimana memperkuat kapabilitas teknis dan manajerial TNI.
Hari Sabtu tanggal 9 Desember 2017, Gatot Nurmantyo resmi mengalihtugaskan jabatan Panglima TNI kepada Marsekal Hadi Tjahjanto. Diiringi atraksi penerbangan lima pesawat jenis Sukhoi dan lima pesawat tipe F-16 di tengah-tengah penyerahan tongkat komando yang bertempat di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur. Gatot saat itu menolak pensiun dini, sehingga tanda merah pada pangkatnya dilepas dan berstatus prajurit biasa.
___
Suara lantang Sang Purnawirawan
Dalam kehidupan sang Ayah dari tiga anak ini memang dikenal sebagai sosok yang religius. Kedekatannya dengan ulama diucapkan eksplisit kepada para media nasional.
Keterlibatannya dalam Aksi Bela Islam dituding Allan Nairm dari The Intercept, sebagai sebuah persetujuan Gatot terhadap penggulingan kepada Jokowi. Tudingan yang langsung dibantah Gatot lewat sesi wawancara bersama Rossi Silalahi, Kompas TV.
Gatot memang aktif dalam mengunjungi berbagai ulama hingga pondok pesantren.
Penampilan Gatot yang mengenakan peci putih saat menghadiri Aksi 212 sempat menjadi bahasa isyarat sebagai subliminal message yang dibantah olehnya. Pada sesi talkshow ‘Rosi’ di Kompas TV tanggal 4 Mei 2017, peci putih dimaksudkan sebagai lambang komunikasi di tengah jutaan publik yang kebanyakan mengenakan peci berwarna sama menurutnya.
Di tengah guyuran hujan deras membasahi kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Gatot Nurmantyo tetap meneruskan pidatonya di atas podium. Ia meminta seluruh pasukan prajuritnya agar tetap menjaga para ulama di negeri ini. Dalam rangka safari Ramadan di lapangan Brigif 13 Galuh, Kostrad.
"Jadi Pancasila itu hadiah dari Islam untuk Indonesia, tak mungkin Ulama akan merusak Bhinneka Tunggal Ika," teriaknya dari atas podium di tengah derasnya hujan mengguyur lapangan Brigif 13 Galuh, Kostrad, Tasikmalaya, Jawa Barat.
Walaupun diakui oleh internal partai Demokrat, Achmad Mubarok dan Subur Sembiring, terkait nama Gatot Nurmantyo yang masuk dalam bursa capres versi partai Demokrat, ditolak oleh Hinca Panjaitan. Pada tanggal 3 Maret 2020, Hinca mengatakan pencapresan hanya boleh dari kader internal Demokrat.
Guyonan Karni Ilyas dalam acaranya di ILC, November 2016, yang melontarkan sosok Gatot sudah pantas sebagai calon presiden, dibantahnya. Ia menegaskan bahwasanya tak ada mengarah kepada pencalonan presiden, “Saya lebih baik menjadi tumbal untuk melaksanakan tugas menjaga Ke-bhineka tunggal ika-an daripada saya jadi presiden.”
Suaranya cukup lantang saat berbicara bagaimana isu radikalisme semakin masif bergerak di kalangan masyarakat. Isu radikalisme memang menjadi sebagai isu utama Menag terpilih, yang diemban oleh sesama purnawirawan TNI Jenderal Fachrul Razi. Radikalisme bukan berarti menyasar kepada umat Islam saja menurutnya.
Kehadiran sosok purnawirawan sekelas Gatot Nurmantyo pada acara Pidato Kebangsaan Prabowo di Surabaya pada 12 April 2019 cukup menghebohkan publik. Disinyalir, kedatangannya sebagai sebuah pilihan mantan Panglima TNI itu nanti pada hari H pemilihan. Walaupun selesainya acara ia tetap bergeming untuk tak mau berucap eksplisit.
Pidatonya yang dimulai pada pukul 15.45 WIB saat itu, mulai dengan isu global citizen hingga pada isu ketahanan negara terkait rendahnya nilai anggaran terhadap TNI. Lalu ia pun memprotes mutasi personel TNI yang menurutnya dipangkas setelah ia tak lagi menjadi Panglima TNI. Ia juga menuturkan bagaimana banyak keterlibatan anak buahnya yang berprestasi justru dicopot dari jabatan strategis, termasuk yang berhasil membongkar kasus penyelundupan ribuan senjata dari luar negeri. Pernyataannya tegas, bahwa tak niat untuk sebuah jabatan sekalipun Prabowo terpilih menjadi presiden.
“Saat saya menjabat Panglima TNI, saya sudah berusaha sekuat mungkin tapi saya tidak berdaya. APBN-P, TNI yaitu Dephan, Mabes TNI, TNI AD, TNI AL, dan TNI AU jumlah personelnya lebih dari 455 ribu mempunyai ratusan pesawat tempur, punya ratusan kapal perang, ribuan tank, dan senjata berat. Anggarannya hanya Rp 6 T lebih. Sehingga Dephan dapat Rp 1 T, AD dapat Rp 1 T lebih, AU Rp 1 T lebih, AL dapat Rp 1 T lebih Mabes TNI dapat Rp 900 miliar,” ucapnya dari atas panggung.
___
Fakta menarik Gatot Nurmantyo
Beredarnya 5,000 senjata api. Pernyataannya tentang peredaran senjata api sejumlah 5,000 pucuk sangat menuai kontroversi, baik itu di kalangan masyarakat hingga elit politik. Sempat diingatkan bahwa informasi itu bukanlah hal yang baik untuk dikonsumsi publik, ia tak bergeming.
Membangun 19 Masjid hingga di luar negeri. Diketahui Gatot Nurmantyo telah membangun 19 masjid dari kantongnya sendiri. Salah satu nama masjid diberi nama Nur Inka. Timur diberi nama Nur Inka. Sebuah nama yang diambil dari anak perempuan Gatot yang telah meninggal. Masjid Nur Inka sendiri berada di berbagai titik, Malang, Sumenep, Pamekasan, dan Jember.
Begitu besarnya rasa sayangnya terhadap almarhumah sang putri, Nur Inka juga dibangun di luar negeri, yakni di Amerika Serikat dan Filipina. Sedikit tambahan ‘Nusantara’ sehingga menjadi Masjid Nur Inka Nusantara.
Memberangkatkan Umroh gratis. Penghargaan Gatot terhadap mereka para pengurus masjid dengan cara memberangkatkan umroh gratis. Menurut Muhammad Toha, Takmi masjid Nur Inka di jalan Wilis, Malang, Jawa Timur, “Hampir setiap tahun ada yang diberangkatkan umrah. Saya berangkat tahun 2015 dengan rombongan berjumlah 180 orang.”
Diakui pula bagaimana Gatot melarang untuk menyebutkan sesuatu yang didapatkan oleh mereka. Toha mengamini bagaimana sosok Gatot adalah dermawan dan sangat baik.
Perintah ‘Nobar’ G30S/PKI. Demi menepis bangkitnya isu komunis, ia memerintahkan seluruh jajarannya untuk memutar ulang film karya sutradara Arifin C. Noer itu. Reaksi berbagai kalangan menganggap perintahnya tidak tepat, sebab film G30S/PKI yang digarap di tengah era Orde baru itu dianggap kontroversial.
Tak pernah terlibat pelanggaran HAM. Nama bersih Gatot Nurmantyo dalam dunia militer jauh dari rekam jejak sosok militer pelanggar Hak Asasi Manusia. Menurut Haris Azhar, Kordinator Komisi untuk Orang Hilang, pemilihan Gatot Nurmantyo menjadi panglima TNI sebagai upaya menjaga stabilitas politik.
Profil Gatot Nurmantyo
Nama lengkap
Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo
Panggilan
Gatot
Tempat dan tanggal lahir
Tegal, Jawa Tengah, 13 Maret 1960
Agama
Islam
Profesi
Tentara (Purnawirawan)
Gelar
Jenderal Bintang Empat (Purnawirawan)
Orangtua
Suwantyo
Anak
Bayu Yudha NR
Ines Titi Saridan
Inka Martha NR (Almarhum)
Pendidikan
Kopassus (2015)
Akademi Militer (1982)
Laporan harta kekayaan
Rp 13.704.369.535 (Anti-Corruption Clearing House, ACHH)
Media sosial
Instagram: @nurmantyo_gatot
__
Perjalanan Karir
Panglima TNI (2015–2018)
KSAD Tentara Nasional Indonesia (2014–2015)
Dankodiklat Tentara Nasional Indonesia (2011–2013)
Pangdam V/Brawijaya Tentara Nasional Indonesia (2010–2011)
Gubernur Akademi Militer (2009–2010)
__
Penghargaan
Bintang Dharma
Bintang Yudha Dharma Utama
Bintang Kartika Eka Paksi Utama
Bintang Jalasena Utama
Bintang Swa Bhuwana Paksa Utama
Bintang Bhayangkara Utama
Bintang Yudha Dharma Pratama.
Bintang Kartika Eka Paksi Pratama
Bintang Yudha Dharma Naraya
Bintang Kartika Eka Paksi Naraya
Satya Lencana Kesetiaan VIII, XVI, XXIV, dan XXXII
Satya Lencana Dharma Bantala
Satya Lencana Seroja
Satya Lencana Wira Nusa
Satya Lencana Dharma Nusa
Satya Lencana Wira Dharma
Satya Lencana Kebaktian Sosial.
Satya Lencana Kesatria Yudha
Satya Lencana Dwidja Sistha
Tanda Kehormatan Tong Il Medal Korea Selatan
Bintang Kehormatan The Most Exalted Order of Paduka Keberanian Laila Terbilang Brunei Darussalam
Meritorious Service Medal (MSM) Singapura,
Bintang Kehormatan Panglima Gagah Angkatan Tentera (PGAT) Malaysia.