Kecewa Patung Selamat Datang Ditutupi Halte Bundaran HI, Ketua DPRD Bakal Panggil Transjakarta
JAKARTA - Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi berencana memanggil BUMD PT Transjakarta untuk membahas revitalisasi Halte Bundaran HI yang dipermasalahkan karena dianggap menutup pandangan menuju Patung Selamat Datang.
"Sebagai pimpinan DPRD Provinsi DKI Jakarta saya akan memanggil PT Transjakarta dan SKPD terkait untuk menjelaskan pelaksanaan revitalisasi halte Transjakarta yang nyatanya sudah banyak mengecewakan banyak pihak itu," kata Prasetyo dalam akun Instagram prasetyoedimarsudi, Senin, 3 Oktober.
Patung Selamat Datang di Bundaran HI merupakan salah satu karya Presiden Soekarno. Prasetyo berujar, patung sepasang manusia yang sedang menggenggam bunga dan melambaikan tangan itu bukan sekedar pajangan. Namun lebih kepada Indonesia pantas diperhitungkan di kancah dunia dengan kesiapannya menggelar perhelatan pesta olahraga se-Asia yang ke-4.
Dengan nilai sejarah yang tinggi itu, politikus PDIP itu memandang revitalisasi Halte Transjakarta tidak pantas menghalanginya.
"Bung Karno pernah berpesan 'Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah!'. Harusnya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menjaga dengan baik wejangan tersebut dalam pelaksanaan pembangunan termasuk revitalisasi halte Transjakarta Bundaran HI," cecarnya.
Sebelumnya, sejarawan Jakarta, JJ Rizal mempermasalahkan pembangunan revitalisasi Halte Transjakarta Bundaran HI yang menghalangi pandangan menuju Patung Selamat Datang.
Menurut JJ Rizal, Patung Selamat Datang memiliki nilai sejarah yang tinggi. Ia menjelaskan, Patung di Bundaran HI ini merupakan karya Presiden Soekarno bersama Gubernur Henk Ngantung dan maestro pematung Edhi Sunarso.
"Harusnya Transjakarta respek terhadap kawasan sejarah, bukan malah berlomba-lomba dengan Bung Karno sebagai arsitek yang bekerja sama dengan Abel Sorensen, maestro seniman patung, dan Gubernur Henk Ngantung. Tidak pantas bersaing dengan mereka," ungkap JJ Rizal.
Menurut JJ Rizal, Patung Selamat Datang memiliki nilai sejarah yang tinggi. Ia menjelaskan, Patung di Bundaran HI ini merupakan karya Presiden Soekarno bersama Gubernur Henk Ngantung dan maestro pematung Edhi Sunarso.
"Harusnya Transjakarta respek terhadap kawasan sejarah, bukan malah berlomba-lomba dengan Bung Karno sebagai arsitek yang bekerja sama dengan Abel Sorensen, maestro seniman patung, dan Gubernur Henk Ngantung. Tidak pantas bersaing dengan mereka," ungkap JJ Rizal.
Baca juga:
- Transjakarta Berkukuh Lanjutkan Revitalisasi Halte Bundaran HI yang Tutupi Patung Selamat Datang
- Klaim Transjakarta Soal Halte Bundaran HI: Sudah Sesuai Aturan
- Dianggap Merusak Keindahan Kota, Revitalisasi Pembangunan Halte Transjakarta di Bundaran HI Diminta Segera Berhenti
- Halte Bundaran HI Tak Kantongi Rekomendasi Cagar Budaya, Tapi Anak Buah Anies Tak Masalahkan
Terpisah, Ketua Tim Sidang Pemugaran (TSP) DKI Jakarta Boy Bhirawa mengungkapkan bahwa revitalisasi Halte Transjakarta Bundaran HI melanggar prosedur pelestarian cagar budaya.
Adapun kawasan Bundaran HI yang ditetapkan sebagai ODCB adalah Patung Selamat Datang, air mancur, dan jalan di sekitarnya. Meski masih berstatus diduga cagar budaya, kawasan Bundaran HI tetap harus diperlakukan cagar budaya.
"Daerah pemugaran cagar budaya itu kan milik publik, milik warga kota sebenarnya. Area penting yang punya indikasi kesejarahan atau makna dalam kota harus tetap dalam posisi yang dimilikinya. Jadi, tidak boleh ditutupi atau dirusak," ujar Boy