Dulu Jembatan Penyeberangan Dibongkar Anies Agar Patung Selamat Datang Terlihat, Kini Malah Terhalang dengan Halte TransJakarta
ILUSTRASI/BUNDARAN HI JAKARTA/DOK VOI

Bagikan:

JAKARTA - Revitalisasi halte Transjakarta di Bundaran HI tengah jadi sorotan. Gara-garanya Patung Selamat Datang terhalang pandangannya dengan revitalisasi halte.

Padahal dulu, Gubernur DKI Jakarta membongkar jembatan penyeberangan orang (JPO) dekat Bundaran HI. Alasannya, JPO itu menghalangi pandangan Patung Selamat Datang.

"Jadi, nanti kita akan bisa merasakan Jalan Thamrin lurus tanpa ada JPO, dan sampai di Bundaran HI, kita akan menyaksikan patung Selamat Datang karena patung Selamat Datang itu dulu dibangun untuk mengucapkan selamat datang kepada peserta Asian Games tahun 1962," kata Anies, Minggu, 22 Juli 2018.

Tapi lain dulu lain sekarang. Pemprov DKI Jakarta lewat BUMD PT Transjakarta justru melakukan revitalisasi halte TransJ di kawasan Bundaran HI yang malah menghalangi pandangan Patung Selamat Datang karya Soekarno.

Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi mengatakan patung sepasang manusia yang sedang menggenggam bunga dan melambaikan tangan itu bukan sekedar pajangan. Namun lebih kepada Indonesia pantas diperhitungkan di kancah dunia dengan kesiapannya menggelar perhelatan pesta olahraga se-Asia yang ke-4.

Dengan nilai sejarah yang tinggi itu, politikus PDIP itu memandang revitalisasi Halte Transjakarta tidak pantas menghalanginya.

"Bung Karno pernah berpesan 'Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah!'. Harusnya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menjaga dengan baik wejangan tersebut dalam pelaksanaan pembangunan termasuk revitalisasi halte Transjakarta Bundaran HI," cecarnya.

Sebelumnya, sejarawan Jakarta, JJ Rizal mempermasalahkan pembangunan revitalisasi Halte Transjakarta Bundaran HI yang menghalangi pandangan menuju Patung Selamat Datang.

Menurut JJ Rizal, Patung Selamat Datang memiliki nilai sejarah yang tinggi. Ia menjelaskan, Patung di Bundaran HI ini merupakan karya Presiden Soekarno bersama Gubernur Henk Ngantung dan maestro pematung Edhi Sunarso.

"Harusnya Transjakarta respek terhadap kawasan sejarah, bukan malah berlomba-lomba dengan Bung Karno sebagai arsitek yang bekerja sama dengan Abel Sorensen, maestro seniman patung, dan Gubernur Henk Ngantung. Tidak pantas bersaing dengan mereka," ungkap JJ Rizal.

Menurut JJ Rizal, Patung Selamat Datang memiliki nilai sejarah yang tinggi. Ia menjelaskan, Patung di Bundaran HI ini merupakan karya Presiden Soekarno bersama Gubernur Henk Ngantung dan maestro pematung Edhi Sunarso.

"Harusnya Transjakarta respek terhadap kawasan sejarah, bukan malah berlomba-lomba dengan Bung Karno sebagai arsitek yang bekerja sama dengan Abel Sorensen, maestro seniman patung, dan Gubernur Henk Ngantung. Tidak pantas bersaing dengan mereka," ungkap JJ Rizal.

Terpisah, Ketua Tim Sidang Pemugaran (TSP) DKI Jakarta Boy Bhirawa mengungkapkan bahwa revitalisasi Halte Transjakarta Bundaran HI melanggar prosedur pelestarian cagar budaya.

Adapun kawasan Bundaran HI yang ditetapkan sebagai ODCB adalah Patung Selamat Datang, air mancur, dan jalan di sekitarnya. Meski masih berstatus diduga cagar budaya, kawasan Bundaran HI tetap harus diperlakukan cagar budaya.

"Daerah pemugaran cagar budaya itu kan milik publik, milik warga kota sebenarnya. Area penting yang punya indikasi kesejarahan atau makna dalam kota harus tetap dalam posisi yang dimilikinya. Jadi, tidak boleh ditutupi atau dirusak," ujar Boy.