Kepala IAEA Sebut Rusia dan Ukraina Tertarik Usul Zona Perlindungan di PLTN Zaporizhzhia
JAKARTA - Ukraina dan Rusia tertarik dengan proposal badan pengawas atom PBB bahwa zona perlindungan dibuat di sekitar Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhzhia yang dikuasai Rusia, kata kepala pengawas atom PBB Rafael Grossi pada Hari Senin.
Rusia dan Ukraina saling menyalahkan atas penembakan di lokasi pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa yang telah merusak bangunan di dekat enam reaktornya dan berisiko menimbulkan bencana nuklir, termasuk dengan memotong saluran listrik yang penting untuk mendinginkan bahan bakar di reaktor meskipun semuanya dimatikan.
Grossi telah menyerukan penghentian segera penembakan dan "zona perlindungan keamanan dan keselamatan nuklir" yang lebih formal di sekitar pabrik.
"Saya telah melihat tanda-tanda bahwa mereka tertarik dengan perjanjian ini," katanya pada konferensi pers ketika ditanya tentang kemajuan pembicaraan dengan Rusia dan Ukraina di zona tersebut, melansir Reuters 13 September.
"Apa yang saya lihat adalah dua sisi yang terlibat dengan kami, yang mengajukan pertanyaan, banyak pertanyaan," sambungnya.
Isu yang dibahas termasuk radius zona dan peran staf IAEA, kata Grossi. Dua pejabat IAEA saat ini ditempatkan di PLTN, membentuk apa yang disebut badan tersebut sebagai kehadiran berkelanjutan di sana.
Baca juga:
- Pasukan Ukraina Terus Pukul Mundur Tentara Rusia, Dibalas Moskow dengan Penembakan ke Infrastruktur Sipil
- Pemimpin Chechnya Pastikan Unit Elite Mereka Kembali ke Zona Operasi Khusus Ukraina, Dipimpin 'Pahlawan Rusia'
- Sebut Pasukan Rusia akan Lanjutkan Operasi Militer di Ukraina, Kremlin: Semua Dilaporkan Kepada Panglima Tertinggi
- Iran Rancang Drone Khusus untuk Serang Tel Aviv, Israel Keluarkan Peringatan: Responnya akan Menyakitkan
Ditanya apakah proposalnya adalah untuk gencatan senjata daripada penghapusan semua peralatan atau personel militer, Grossi mengatakan apa yang dia sarankan mencakup gencatan senjata.
"Itu termasuk itu. Ini mungkin termasuk hal-hal lain," katanya.
"Pada dasarnya itu adalah komitmen bahwa tidak ada tindakan militer yang akan mencakup atau akan menyiratkan, tentu saja, membidik pabrik, atau radius yang dapat mempengaruhi operasi normalnya. Inilah yang kami harapkan," pungkasnya.