Puan Maharani Temui Prabowo: Langkah Awal Sebelum Menciptakan Kejutan dalam Perpolitikan di Indonesia
JAKARTA - Safari politik Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani berlanjut ke Hambalang, yakni ke kediaman Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto, Minggu (4/9).
Seperti saat mendatangi Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh pada 22 Agustus 2022, kedatangan Puan juga mendapat sambutan hangat dari Prabowo dan sejumlah elite Partai Gerindra lainnya. Bahkan, Puan diajak menjajal menunggang kuda oleh Prabowo.
“Terima kasih saya sudah diperkenankan untuk mencoba kuda kesayangan beliau. Ternyata, naik kuda juga perlu satu keberanian, satu semangat untuk kemudian bisa bersama, bersinergi bersama kudanya. Supaya kudanya itu tidak kita arahkan ke kanan jadi kekanan, kita arahkan ke kiri jadi ke kiri. Ternyata tidak semudah yang saya lihat di film-film. Naik kuda itu juga perlu teori yang baik dan benar. Perlu ketenangan, enggak boleh grogi,” kata Puan.
Seperti kedatangannya kali ini, dengan ketenangan untuk menjalin silaturahim sehingga membuka peluang komunikasi politik untuk satu semangat dan bersinergi menuju Pemilu 2024.
“Saya juga datang ke sini dengan penuh ketenangan karena saya merasa datang ke rumah keluarga sendiri. Memang hubungan keluarga kami sudah terjalin jauh sebelumnya, pasang surut politik itu hanya satu bagian, namun yang paling penting itu silaturahmi kekeluargaan yang tetap terbina,” tutur Puan Maharani.
“Walaupun berbeda pandangan dalam menuju satu tujuan politik, tapi kita tetap bersama dan bersinergi. Intinya adalah bagaimana membangun bangsa dan negara bersama-sama, bergotong royong dan mampu memberikan yang terbaik untuk rakyat,” Puan melanjutkan.
Prabowo pun memiliki pemikiran sama. Dia menganggap kunjungan Puan bukanlah hal yang mengejutkan karena jauh sebelum ini, keluarga Prabowo dan Puan memang memiliki hubungan dekat.
“Saya merasa sangat dekat dengan keluarga Ibu Megawati Soekarno Putri, dengan Pak Taufiq Kiemas. Kemudian kakek saya dengan Presiden Soekarno Mungkin sudah generasi ketiga. Jadi, kunjungan ini bukanlah hal baru,” ujar Prabowo.
“Hubungan kita lebih cair. Tadi, Mbak Puan berkenan untuk latihan naik kuda. Kita sempat makan-makan sambil beramah-tamah, habis itu kita berbincang-bincang,” Prabowo menambahkan.
Mereka sepakat berkomunikasi dengan baik melanjutkan persahabatan dan hubungan kekeluargaan. Meski harus memikul tanggung jawab politik di masing-masing partai, itu tidak jadi masalah. Yang terpenting orientasinya demi kebaikan bangsa dan demi kepentingan rakyat Indonesia.
Terlebih, baik Gerindra maupun PDI Perjuangan memiliki banyak pandangan sama dalam hal ideologis, kebangsaan, Pancasila, NKRI, Bhinneka Tunggal Ika, dan Persatuan Nasional.
“Saya optimis bisa bersinergi dengan baik. Kita bertekad melanjutkan komunikasi politik terus-menerus, dengan terbuka, dengan apa adanya, dengan kesungguhan, kehangatan, orientasinya adalah untuk kebaikan bangsa negara, kepentingan rakyat kita,” tutur Prabowo.
Pernyataan Sama
Dalam pertemuan tersebut, Puan Maharani kembali menyatakan membangun komunikasi politik demi kebaikan bangsa dan negara tidak mungkin selesai hanya dalam satu hari. Banyak hal yang harus dibicarakan. Paling tidak, masyarakat memahami bahwa setiap partai politik sama-sama berkomitmen kapan waktunya bertanding dan kapan waktunya bersanding.
“Jadi, ini masih sebatas penjajagan untuk membangun ruang komunikasi sehingga kita bisa bersama-sama dalam membangun bangsa dan negara. Walaupun kita nantinya akan bertanding kita tetap berkomitmen, saatnya bertanding kami akan bertanding, saatnya bersanding kami akan bersanding,” ucap Puan.
Puan pun tak menampik, bila memang nanti baik Puan maupun Prabowo dipasangkan sebagai pemimpin pada Pemilu 2024, ini merupakan wujud komitmen dalam memberikan yang terbaik untuk Indonesia.
“Semua itu ada kemungkinannya ya Mas Bowo ya. Tidak ada yang tidak mungkin di politik demi kemajuan bangsa dan negara,” ujar Puan.
Baca juga:
- Harga BBM Subsidi Naik: Pemerintah Sudah Tak Berdaya Melindungi Rakyat dari Gejolak Harga Minyak Dunia
- Realitas Timnas Indonesia: Keluhan Shin Tae-yong Masih Menyoal Teknik
- Benarkah Komitmen Kapolri Berantas Judi Hanya Respon Sesaat?
- Kenaikan Harga BBM Subsidi Sebaiknya Ditunda karena Harga Minyak Dunia Sudah Turun
Prabowo pun berpendapat sama, “Dari segi teori kemungkinan, pasti memungkinkan. Demi kebaikan bangsa dan negara, kenapa tidak.”
“Demokrasi kita punya ciri khas kekeluargaan. Apa saja mungkin untuk kebaikan bangsa dan negara. Itu jawaban saya mba ya, enggak salah kan?,” kata Prabowo seraya menoleh ke Puan Maharani.
“Betul, setuju,” jawab Puan lalu tertawa. Prabowo pun ikut tertawa.
Namun, tambah Prabowo, perjalanan masih panjang. PDI Perjuangan tentu akan terus menjalin komunikasi dengan partai-partai lain, begitupun Gerindra.
“Inilah demokrasi Indonesia, kita buka peluang, buka komunikasi dengan semua pihak ingin cari cara terbaik, rakyat kita perlu alternatif yang terbaik,” kata Prabowo.
Pesan dari Megawati
Puan Maharani mengakui, kedatangannya menemui Prabowo juga untuk menitipkan pesan dari Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati. Namun, Puan belum mau menjelaskan isi pesan tersebut.
“Enggak mungkin saya datang ke sini kalau enggak bawa pesan dari Bu Mega. Pesannya itu cuma saya dan Mas Bowo yang tahu, karena kalau enggak ada rahasianya gak seru dong. Masa belum apa-apa sudah dibuka semuanya,” ucap Puan.
Terlepas dari benar atau hanya kelakar Puan saja, kunjungan PDI Perjuangan ke Partai Gerindra menghasilkan sejumlah komitmen. Pertama, komitmen membangun bangsa dan negara. Kedua, lanjut Puan, komitmen untuk membangun politik yang santun, bersukaria tanpa bermusuhan,
“Kemudian memberikan kepercayaan kepada rakyat untuk menjalankan pesta demokrasi sebaik-baiknya untuk kemajuan bangsa dan negara,” ujar Puan Maharani menandaskan.
Saat ini, berdasar survei dari Lembaga Survei Indonesia (LSI) periode 13-21 Agustus 2022, elektabilitas PDI Perjuangan terkait dengan pemilihan anggota legislatif menempati posisi teratas dengan persentase sebesar 26,6 persen.
Sementara, Partai Gerindra masih berada di urutan ketiga dengan 9,9 persen. Posisi kedua adalah Partai Golkar dengan persentase 11,7 persen.
Menurut Direktur Eksekutif Indonesia Review Ujang Komarudin, dunia politik masih sangat dinamis, tidak ada yang tidak pasti. Semua bisa terjadi, terlebih saat ini masih tahap awal memprediksi langkah para politisi.
“Kemungkinan nanti bakal lebih banyak kejutan. Soal koalisi belum tentu, bisa iya bisa tidak. Tergantung dari kepentingan politik masing-masing,” ucap Ujang kepada VOI.