Sebut Konflik di Ukraina Jadi Momen Berbahaya Sejak Perang Dunia II, Stoltenberg: Jauh Lebih Buruk Jika Ada Perang Rusia - NATO

JAKARTA - Sekjen Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Jens Stoltenberg menyebut perang di Ukraina adalah momen paling berbahaya bagi Eropa sejak Perang Dunia Kedua, dengan agresi Rusia tidak boleh dibiarkan menang, Kamis.

Untuk mencegah Moskow berhasil, NATO dan negara-negara anggotanya mungkin harus terus mendukung Ukraina dengan senjata dan bantuan lainnya untuk waktu yang lama, katanya.

"Adalah kepentingan kami bahwa jenis kebijakan agresif ini tidak berhasil," kata mantan perdana menteri Norwegia itu dalam pidato di negara asalnya, melansir Reuters 4 Agustus.

"Apa yang terjadi di Ukraina sangat mengerikan tetapi akan jauh lebih buruk jika ada perang antara Rusia dan NATO," sambung Stoltenberg.

Menggambarkan apa yang disebut Moskow sebagai 'operasi militer khusus' sebagai serangan terhadap tatanan dunia saat ini, Stoltenberg mengatakan aliansi itu harus mencegah perang menyebar.

"Ini adalah situasi paling berbahaya di Eropa sejak Perang Dunia Kedua."

"Jika Presiden (Vladimir) Putin bahkan berpikir untuk melakukan sesuatu yang mirip dengan negara NATO seperti yang dia lakukan ke Georgia, Moldova atau Ukraina, maka semua NATO akan segera terlibat," tegas Stoltenberg.

Diketahui, perang telah menyebabkan Finlandia dan Swedia yang sebelumnya non-blok untuk mencari keanggotaan NATO, dengan permintaan sejauh ini diratifikasi oleh 23 dari 30 negara anggota, termasuk Amerika Serikat.

"Ini bukan hanya serangan terhadap Ukraina, negara demokrasi independen dengan lebih dari 40 juta orang, ini juga serangan terhadap nilai-nilai kita dan tatanan dunia yang kita inginkan," tandas kepala NATO tentang perang itu.