Kepala Intelijen Kyiv Sebut Peran AS dalam Operasional HIMARS, Rusia: Bukti Washington Terlibat Langsung Konflik di Ukraina
JAKARTA - Persetujuan Washington untuk setiap target serangan militer Kyiv dengan Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS, membuktikan Amerika Serikat terlibat langsung dalam konflik, meskipun ada klaim dari Gedung Putih dan Pentagon, Juru Bicara Kementerian Pertahanan Rusia Letnan Jenderal Igor Konashenkov mengatakan pada Hari Selasa.
Diterangkannya, Kepala Departemen Intelijen Utama Kementerian Pertahanan Ukraina Jenderal Vadim Skibitsky mengatakan kepada surat kabar Daily Telegraph, badan-badan intelijen Ukraina dan Amerika Serikat setiap kali berkonsultasi sebelum serangan HIMARS.
Bahkan dikatakan, AS memiliki kesempatan untuk menghentikan serangan apa pun, jika tidak puas dengan target yang dimaksudkan oleh militer Ukraina.
"Semua ini secara meyakinkan membuktikan, bertentangan dengan jaminan Gedung Putih dan Pentagon, Washington terlibat langsung dalam konflik di Ukraina," kata Konashenkov, merinci bahwa Kementerian Pertahanan Rusia telah mencatat dan akan mengingat pengakuan resmi ini, melansir TASS 2 Agustus.
Terpisah, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan pada konferensi pers sebelumnya pada Hari Selasa, mengomentasi wawancara Skibitsky bahwa pengiriman senjata AS ke Ukraina tidak hanya disertai dengan instruksi tentang operasi senjata, tetapi juga oleh fungsi penembak.
Diberitakan sebelumnya, HIMARS yang dioperasionalkan oleh militer Ukraina, disebut diawaki oleh personel militer Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), dengan informasi mengenai sistem operasi senjata canggih tersebut tidak ditransfer ke Kyiv karena kurangnya kepercayan, sumber keamanan Rusia mengatakan kepada Sputnik, mengutip intelijen yang diterima dari sumber di dalam militer Ukraina.
"Menurut informasi yang diterima dari sumber di Angkatan Bersenjata Ukraina, setidaknya dua HIMARS beroperasi di daearah selatan, dengan 10 sisanya tersebar di busur utara, di daerah permusuhan aktif di Donbas," sebut sumber yang meminta anonimitas, seperti mengutip Sputnik News.
Lebih lanjut sumber tersebut menunjukkan, target dipilih menggunakan satelit militer AS, dan HIMARS beroperasi dengan cara Hit and Run, dengan cepat mengubah posisi mereka setelah menembak untuk menghindari tembakan balasan, dan tidak pernah kembali ke posisi di mana mereka sebelumnya telah dikerahkan.
Baca juga:
- Sebut Sejumlah Politisi AS 'Bermain Api' Soal Taiwan, Menlu China: Memalukan dan Tidak akan Berakhir dengan Baik
- CIA Tewaskan Pemimpin Al Qaeda Zawahiri dengan Kerusakan Kecil: Gunakan Misil Ninja dan Ditembakkan dari Pakistan?
- Kapal Induk, Kapal Perusak Rudal dan Kapal Jelajah Rudal Disiagakan di Perairan Timur Taiwan, Ketua DPR AS Nancy Pelosi Jadi ke Taipei?
- Desas-desus Kunjungan Nancy Pelosi: Susul Pemindahan Kapal Perang dan Pesawat AS, Jet Tempur China Terbang Dekat Selat Taiwan Hari Selasa
Selain itu, sumber tersebut mengatakan bahwa setiap kali salvo HIMARS diluncurkan, mereka dilindungi oleh beberapa salvo tambahan dari artileri yang kurang canggih, seperti Uragan dan Smerch, dengan tujuan untuk memenuhi pertahanan udara Rusia dan menguras amunisi sebelum HIMARS diluncurkan. HIMARS disebut bergerak dipindahkan dan ditembakkan di tengah malam.
“Kru MLRS Ukraina yang berpartisipasi dalam serangan gabungan tidak tahu apa-apa tentang operasi gabungan mereka dengan HIMARS, dan seringkali bahkan tidak menyadari mereka adalah kedok untuk peluncuran HIMARS. Mereka hanya diberitahu tentang waktu peluncuran dan koordinat target," papar sumber itu.