Inflasi Inti Lebih Rendah dari Target BI, Suku Bunga Ditahan Lagi Pak Perry?
JAKARTA – Bank Indonesia (BI) menyatakan bahwa capaian inflasi inti pada Juli 2022 yang sebesar 2,86 persen secara tahunan (year on year/yoy), masih lebih rendah dari ekspektasi yang diperkirakan sebelumnya.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan bahwa pihaknya telah membuat prediksi bahwa inflasi inti pada bulan lalu adalah sebesar 2,99 persen.
“Inflasi inti yang mencerminkan kekuatan penawaran dan permintaan itu masih cukup rendah, bahkan lebih rendah dari perkiraan Bank Indonesia,” ujarnya dalam sebuah konferensi pers dikutip Selasa, 2 Agustus.
Menurut Perry, kondisi ini tentu saja membawa pertimbangan tersendiri bagi otoritas moneter dalam menetapkan kebijakan suku bunga acuan.
“Harap diingat bahwa kebijakan suku bunga adalah dengan memperhatikan faktor utama inflasi inti yang memang pada bulan ini masih rendah,” tegas dia.
Perry menambahkan, inflasi Indeks harga konsumen (IHK) yang tinggi mencapai 4,94 yoy di Juli 2022 tidak serta-merta membuat bank sentral mengerek BI rate.
Baca juga:
“Inflasi IHK yang tinggi karena faktor kenaikan harga makanan dan bukan karena inflasi inti,” tuturnya.
Seperti yang diberitakan VOI sebelumnya, dalam Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia terakhir pada pertengahan Juli lalu ditetapkan bahwa suku bunga acuan tidak beranjak dari level 3,50 persen. Angka ini sendiri sudah bertahan sejak 2020 lalu dan merupakan respon untuk mengurangi tekanan akibat pandemi COVID-19.
Dalam penjelasan otoritas moneter terungkap bahwa keputusan untuk mempertahankan BI rate didasarkan pada upaya mendukung pemulihan ekonomi nasional. Pasalnya, kenaikan suku bunga acuan dipastikan bakal merambat pada rate kredit perbankan yang membuat dunia usaha mempunyai beban lebih dari sisi biaya dana atau cost of fund.