Bank Sentral Siap Pangkas Suku Bunga Asal Satu Syarat Ini Terpenuhi
Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo. (Foto: Bank Indonesia)

Bagikan:

JAKARTA - Keputusan Bank Indonesia (BI) untuk tetap mempertahankan suku bunga acuan pada level 3,75 persen pada awal tahun ini menyiratkan pesan jika kondisi perekonomian nasional masih belum banyak berubah pasca tekanan yang ditimbulkan akibat pandemi.

Padahal, banyak pihak menilai BI mempunyai ruang untuk menurunkan interest rate guna menstimulus perbankan agar menggenjot penyaluran kredit secara lebih masif. Namun, bos bank sentral itu menolak untuk mengoreksi suku bunga lantaran dianggap telah berada dalam level yang cukup rendah.

Selain itu, dia menyimpulkan bahwa melempemnya fungsi intermediasi perbankan disebabkan oleh faktor permintaan yang masih lemah dan bukan bersumber dari besaran suku bunga kredit yang dipatok pelaku usaha.

“BI siap melanjutkan pemotongan suku bunga jika inflasinya naik,” ujarnya usai menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) tengah pekan ini.

Perry menambahkan, landainya inflasi menjadi indikator utama transaksi jual-beli maupun aktivitas produksi masih sangat terbatas.

“Inflasi 2020 tercatat rendah sejalan permintaan yang belum kuat dan pasokan yang memadai,” tuturnya.

Dalam keterangannya, otoritas moneter menyebut inflasi dari sisi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada 2020 tercatat sebesar 1,68 persen YoY.

Perkembangan tersebut dipengaruhi oleh inflasi inti yang tercatat rendah sebesar 1,60 persen YoY, sejalan dengan permintaan domestik yang belum kuat, konsistensi kebijakan Bank Indonesia dalam mengarahkan ekspektasi inflasi pada kisaran target, dan dampak nilai tukar terhadap inflasi yang menurun.

Inflasi kelompok administered prices juga tercatat rendah sebesar 0,25 persen YoY, senada dengan mobilitas masyarakat yang masih terbatas dan upaya pemerintah menurunkan harga energi guna mendorong daya beli masyarakat.

Sementara itu, inflasi kelompok volatile food terkendali sebesar 3,62 persen, didukung oleh permintaan yang belum kuat dan pasokan yang memadai, meskipun terdapat tekanan musiman pada akhir tahun.

“Inflasi pada 2021 diperkirakan tetap terkendali (rendah). Ke depan, Bank Indonesia tetap berkomitmen menjaga stabilitas ini,” tutup Perry.