Kritik Perang di Ukraina hingga Promosikan Imigrasi ke Israel, Rusia Bakal Bubarkan Cabang Organisasi Yahudi
JAKARTA - Kementerian Kehakiman Rusia telah meminta likuidasi cabang Rusia Badan Yahudi, sebuah organisasi nirlaba yang mempromosikan imigrasi ke Israel, menurut pengadilan Moskow.
Situs web pengadilan Distrik Basmanny mengatakan, kementerian mengajukan permintaan pada 15 Juli dan akan dibahas pada 28 Juli. Tidak ada alasan untuk meluncurkan kasus tersebut.
Tindakan terhadap badan yang berbasis di Yerusalem, organisasi nirlaba Yahudi terbesar di dunia, mengikuti kritik oleh Israel terhadap perang Rusia di Ukraina.
Perdana Menteri Israel Yair Lapid semasa masih menjabat sebagai Menteri Luar Negeri, menuding Rusia melakukan kejahatan perang pada Bulan April lalu. Moskow sendiri berulang kali membantah melakukan kekejaman dan tidak menargetkan warga sipil, kendati ada korban luka dan jiwa dari kalangan tersebut.
"Orang-orang Yahudi Rusia tidak akan disandera oleh perang di Ukraina. Upaya untuk menghukum Badan Yahudi atas sikap Israel terhadap perang itu tercela dan ofensif," kata Menteri Urusan Diaspora Israel Nachman Shai dalam menanggapi berita pengajuan pengadilan, melansir Reuters 21 Juli.
The Jerusalem Post melaporkan pada 5 Juli, pihak berwenang Rusia mencurigai Badan Yahudi secara ilegal mengumpulkan data tentang warga Rusia, sementara juga menghubungkan langkah itu dengan ketegangan antara Israel dan Rusia atas Ukraina dan Suriah.
Baca juga:
- Waduh, Pejabat Keamanan Rusia Sebut Ukraina Bisa Kehilangan Kedaulatan dan Menghilang dari Peta Dunia Akibat Situasi saat Ini
- Menteri Pertahanan Sebut Ukraina Butuh 15 HIMARS untuk Menstabilkan Garis Depan, Perlu 100 Unit untuk 'Ubah Permainan' Melawan Rusia
- Terbukti Efektif, Washington Bakal Tambah HIMARS untuk Ukraina, Menhan AS: Putin Melebih-lebihkan Kecakapan Militer Rusia
- Rishi Sunak dan Liz Truss Melenggang ke 'Final' Pemilihan PM Inggris, Favorit Mordaunt Tersingkir
Diketahui, sekitar 7.000 orang Yahudi beremigrasi dari Rusia ke Israel tahun lalu, menurut data Pemerintah Israel.
Meskipun Israel belum mengirim bantuan militer ke Ukraina, mereka mengutuk invasi Rusia ke tetangganya. Hubungan tradisional yang kuat dengan Moskow memburuk pada Mei, setelah Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan Hitler memiliki keturunan Yahudi, yang memicu kemarahan di Israel.